Bangli, (Metrobali.com)

Wakil Bupati Bangli I Wayan Diar menghadiri acara Launching Program Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bangi, bertempat di Balai Desa Bantang Kecamatan Kintamani, pada Jumat (26/8/22).

Launching program Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan tersebut diikuti oleh 9 Desa di Kecamatan Kintamani yang menjadi lokus KPU Kabupaten Bangli, adapun Desa yang ditunjuk diantaranya Desa Bantang, Batur Selatan, Abuan, Dausa, Kutuh, Satra, Subaya, Pinggan, dan Desa Batur Utara, masing-masing Desa mengirim 25 orang peserta untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Ketua KPU Republik Indonesia yang diwakili oleh anggota KPU RI Yulianto Sudrajat, Ketua KPU Provinsi Bali I Dewa Agung Lidartawan, Ketua KPU Kabupaten Bangli Putu Gede Pertama Pujawan, Ketua Bawaslu Kabupaten Bangli I Nengah Purna, Anggota Forkompinda Kabupaten Bangli, Wakil Ketua I DPRD Bangli I Nyoman Budiada, Camat Kintamani, unsur TNI/Polri, Kapala Desa Bantang, Batur Selatan, Abuan, Dausa, Kutuh, Satra, Subaya, Pinggan, dan Kepala Desa Batur Utara, serta undangan lainnya.

Ketua KPU Kabupaten Bangli Putu Gede Pertama Pujawan dalam laporannya menyampaikan, pendidikan pemilih pemilihan umum (Pemilu) , pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, pemilihan Bupati dan Wakil Bupati, Pemilihan Wali Kota dan Wakil Walikota merupakan elemen penting dalam demokrasi, karena akan melahirkan pemilih yang mandiri dan rasional dimana hal ini merupakan ukuran kualitas demokrasi di suatu negara. Salah satu indikator pemilih yang mandiri yaitu dalam menentukan pilihan politik, ia tidak lagi berorientasi pada kepentingan politik jangka pendek seperti uang, kekuasaan, dan kompensasi politik yang bersifat individual, justru pilihan politik akan diberikan kepada partai politik atau kandidat yang memiliki kompetensi dan integritas untuk mengelola pemerintahan. Sebab tujuan akhir dari demokrasi adalah kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat, Pendidikan Pemilih juga ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang kepemiluan. Sikap peduli pemilu dan pemilihan diharapkan menumbuhkan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan masyarakat tentang tentang pemilu dan pemilihan dalam rangka memperkuat basis dan penerimaan dukungan, partisipasi, dan kepercayaan masyarakat terhadap mekanisme pemilu sebagai instrumen utama sistem politik demokrasi.

Lebih lanjut dijelaskan Pentingnya mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pemilu maupun pemilihan menjadi latar belakang pembentukan Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan, yang mana desa merupakan tingkatan sosial warga dari yang paling kecil. Apabila tingkatan sosial kecil ini sudah mampu mandiri dan rasional (melek) dalam konteks politik, diharapkan akan memberikan dampak bagi tingkatan sosial yang lebih besar, sehingga partisipasi masyarakat yang lebih luas dalam hal pemilihan dan dan pemilu secara mandiri dan rasional dapat dicapai. Sebuah Desa dikatakan peduli pemilu dan pemilihan bukan hanya diukur secara kuantitatif yaitu berdasarkan angka partisipasi pemilih pada pemilu dan pemilihan berbagai level tetapi juga secara kualitatif. Terutama dalam membuat membuat pilihan politik masyarakat secara sadar mengedepankan kemandirian serta rasionalitasnya. Masyarakat harus berdaulat atas pilihan politiknya sendiri, yang artinya dalam memilih calon pemimpin masyarakat tidak bersedia diintervensi oleh kepentingan tertentu. Masyarakat secara sadar berani menolak adanya politik uang, mampu memfilter informasi yang berbau hoaks dan ujaran kebencian serta menghindar dari politisasi SARA.

Yulianto Sudrajat yang dalam kesempatan tersebut mewakili Ketua KPU RI, dalam sambutannya mengatakan, KPU Indonesianmerasa bangga bisa hadir langsung menyaksikan keterlibatan seluruh perangkat masyarakat maupun Pemerintah Daerah Kabupaten Bangli, dalam rangka mendukung dan mensukseskan pemilu dan pemilihan yang akan datang. KPU mengembangkan program Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan ini sejak tahin 2021 pasca pamdemi Covid 19 untuk menggerakan partisipasi masyarakat. Tentu partisipasi ini kami awali dari desa, karena desa adalah tempat berseminya nilai-nilai kebijaksanaan, kearifan serta nilai kegotong royongan yang nanti akan kami bawa sebagai akar pergerakan pemilu Indonesia kedepan. Pemilu yang penuh dengan kearifan, kebijaksanaan yang endingnya pemilu yang mengembirakan semua masyarakat. Dan hari launching program ini pun nampak sekali aura kegembiraanya. “Mudah-mudahan sampai tahapan pemilu berakhir kita selalu dalam suasana kegembiraan dalam pesta demokrasi yang sesungguhnya”. “ujar Yulianto Sudrajat”.

Pihaknya menambahkan evaluasi pemilu tahun 2019 terdahulu, dimana setiap akhir pemilu selalu berakhir dipenuhi dengan berita-berita hoaks, ujaran kebencian, politisasi sara dan money politik. Sehingga hal tersebut menjadi dasar kenapa KPU RI mencanangkan gerakan peduli pemilu dan pemilihan berawal dari desa. Dari desa untuk Indonesia agar pemiluntahun 2024 betul-betul mencerminkan bangsa Indonesia yang penuh kearifan, penuh kegotong royongan dan penuh kebersamaan.

Sementara itu Wakil Bupati Bangli Wayan Diar dalam sambutannya mengatakan Kabupaten Bangli terletak di tengah-tengah pulau Bali yang sebagian besar merupakan daerah pegunungan khususnya di Kecamatan Kintamani, jadi sangat tepat sekali launching program desa peduli pemilu dan pemilihan ini dilaksanakan di Desa Bantang Kintamani. Pihaknya mengucapkan terimakasih kepada KPU RI yang sudah hadir dintengah – tengah masyarakat Bangli khususnya di Kintamani untuk menyampaikan program-program yang sudah dirancang oleh KPU.

Wakil Bupati asal Desa Belantih Kintamani ini juga berharap dengan dilaksanakannya program ini, masyarakat lebih paham tentang arti pemilu dan pemilihan, sehingga untuk kedepannya minat dan kesadaran masyarakat untuk datang ke tempat pemilihan umum menjadi bertambah, serta keharmonisan masyarakat agar selalu terjaga dalam perhelatan politik. “Tentu hal ini juga harus diimbangi dengan sosialisasi serta penyampaian informasi yang baik dari KPU Kabupaten Bangli kepada seluruh masyarakat Bangli”. “Tutup Wayan Diar”. (RED-MB)