Upacara Militer Kodim 1619 Tabanan Iringi Pengabenan Veteran I Gusti Nyoman Kelecur
Upacara Militer Kodim 1619 Tabanan Iringi Pengabenan Veteran I Gusti Nyoman Kelecur
Tabanan (Metrobali.com)–
Upacara Militer Kodim 1619 Tabanan iringi upacara pitra yadnya/pengabenen tokoh veteran I Gusti Nyoman Kelecur di Banjar Cengolo, Sudimara Tabanan, Jumat pagi (18/11/2016).
Almarhum I Gusti Nyoman Kelecur dikenal sebagai tokoh veteran pejuang Tabanan selatan dibawah garis komando I Gusti Ngurah Rai dan Pak Belang di era perang kemerdekaan 1946-1949.
Sebelum jenasah almarhum diberangkatkan menuju setra, sekitar pk. 08.45 Wita, dirumah duka terlebih dahulu dilaksanakan upacara serah terima jenasah secara militer oleh pihak keluarga kepada inspektur upacara yang dipimpin oleh Danramil 1619-01/Tabanan Kapten (Inf) Yudha Wicaksono. Turut hadir mendampingi sejumlah veteran teman-teman seperjuangan Nyoman Kelecur.
Setelah upacara serah terima jenasah selesai, dalam balutan kain merah putih, berlahan enam orang anggota Kodim 1619 Tabanan bergerak mengusung peti jenasah Nyoman Kelecur untuk dinaikan ke bade/wadah dan selajutnya langsung diusung oleh krama banjar cengolo menuju setra yang berjarak sekitar 500 meter dari rumah duka.
Di sentra banjar Cengolo upacara penghormatan secara militer kembali dilanjutkan ditandai dengan tembakan Salvo, mengiringi peristirahatan terakhir Nyoman Kelecur. Selanjutnya upacara pitra yadnya dilanjutkan oleh pihak keluarga sesuai budaya dan agama hindu yang berlaku di banjar setempat.
Cucu almarhum Gusti Ngurah Putu Suryadi menuturkan, Wayah/kakeknya Nyoman Kelecur meninggal dengan tenang dirumahnya di banjar Cengolo sekitar Pk. 09.00 Wita tepat pada hari Pahlawan (10/11/ 2016) lalu, pada usia 108 tahun. Di masa mempertahankan kemerdekaan sosok Nyoman Kelecur adalah salah satu dari tiga tokoh pejuang di Tabanan Selatan yang paling dicari sekaligus ditakuti oleh tentara kolonial. Situasi akhirnya berubah total karena diakuinya kemerdekaan negara Republik Indonesia oleh belanda melalui Konfrensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag Nopember 1949. Nyoman Kelecur pun selamat dari kejaran tentara belanda, terang Ngurah.
Paska perang kemerdekaan hingga era orde baru, Nyoman Kelecur pernah dipercaya sebagai Kepala Desa Sudimara selama 30 tahun dari tahun 1950-1980. Tahun 1982-1987 pernah sebagai anggota DPRD Tabanan.
Tidak salah di era generasi berikutnya karena kepemimpinan dan dedikasinya, Nyoman kelecur lebih dikenal luas sebagai sosok yang merakyat karena gagasan-gagasan pembangunan demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat di tabanan. Salah satunya sekitar tahun 1975-1976, Nyoman Kelecur mengajak masyarakat tabanan selatan (desa adat bedha) berswadaya dan bergotong royong merenovasi Pura Bedha, yaitu salah satu pura besar yang menyimpan jejak sejarah penting dalam tatanan budaya Bali dan Tabanan khususnya. MN-MB
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.