ketut suastika

Jimbaran (Metrobali.com)-

Universitas Udayana pada perayan Dies Natalis ke-52 akan mengangkat kearifan lokal dalam meningkatkan daya saing masyarakat menjelang pemberlakuan pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA 2015.

“Bali memiliki banyak kearifan lokal dan apabila ditonjolkan serta digali, maka kita akan lebih kuat dari pada bangsa lain. Jadi itu daya saing yang terpendam yang belum banyak digali,” kata Rektor Universitas Udayana, Prof dr I Ketut Suastika dalam keterangan persnya di Jimbaran, Kabupaten Badung, Minggu (28/9).

Menurut dia, salah satu kearifan lokal yang dimiliki masyarakat Pulau Dewata adalah konsep Tri Hita Karana (THK) yakni tiga harmonisasi hubungan manusia dengan Tuhan, alam dan sesama manusia.

Dengan revitalisasi kearifan lokal tersebut, pihaknya merasa tidak perlu khawatir dengan persaingan bebas itu karena telah dibentengi dengan filosofis masyarakat Bali tersebut.

Senada dengan Suastika, Pembantu Rektor I bidang Akademik, Prof Dr I Made Damriyasa mengatakan bahwa diharapkan dengan refleksi kepada kearifan lokal, maka pihaknya mengangkat hal tersebut ke dalam publikasi ilmiah internasional.

Ia menilai selama ini publikasi ilmiah dari Indonesia masih jauh tertinggal dibanding negara di ASEAN sererti Singapura dan Malaysia.

“Dengan mengangkat kearifan lokal, tentu akan lebih menarik dibandingkan hal yg biasa dibahas dalam publikasi ilmiah secara internasional. Dikaitkan dengan dies, kami akan berusaha menghasilkan produk ilmiah untuk memecahkan masalah pembangunan Bali,” ucapnya.

Untuk itulah pihaknya mengangkat tema kearifan lokal tersebut di dalam perayaan Dies Natalis perguruan tinggi negeri yang telah berusia 52 tahun itu.

Ketua Panitia Dies Natalis ke-52 Unud, Dr I Gusti Putu Bagus Suka Arjawa mengatakan bahwa sejumlah kegiatan yang bernafaskan ‘local genius’ masyarakat Pulau Dewata dihadirkan serangkaian dies yang puncaknya berlangsung pada Senin (29/9).

Mulai dari pementasan seni kolosal “Prabu Udayana”, seminar yang mengangkat kearifan lokal, pelayanan kesehatan, kajian kekhasan sapi Bali, hingga kuliner tradisional khas yang hidup di tengah masyarakat Pulau Dewata.

“Bali itu kaya kearifan lokal yang mengandung pesan tersendiri untuk menjadi panutan kehidupan sosial dalam menghadapi kompetisi mendatang. Pesan itu yang digali Unud,” ucapnya. AN-MB