Mangupura (Metrobali.com)-

Gubernur Bali Mangku Pastika mengimbau masyarakat Bali menumbuhkan sikap inklusif didalam kehidupan bermasyarakat dan beragama. Karena sikap eksklusif dapat menjauhkan seseorang atau kelompok, bahkan umat beragama dari lingkungan sosialnya. Berbagai konflik sosial yang bernuansa adat maupun agama yang terjadi dewasa ini sering sekali terjadi  oleh ekslusivisme ini. Demikian disampaikan saat membuka secara resmi Musyawarah Bersama IV, Musyawarah Pelayanan Antar Gereja (MPAG) Provinsi Bali bertempat di Universitas Dhyana Pura, Dalung, Badung (18/11).

Gubenur Pastika pun mengajak mengembangkan sikap sebaliknya sesuai filosofi Tri Hita Karana.  “Filosofi ini pula menyiratkan gereja harus dapat memenuhi panggilannya, bagi Tuhan, bagi sesama dan bagi lingkungan. Sehingga keharmonisan hidup meliputi seluruh dimensi kehidupan kita, ” imbuhnya.

MPAG Provinsi Bali diharapkan  lebih meningkatkan sinergi dan koordinasi bersama komponen lainnya mulai dari pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi, masyarakat dan LSM agar mengupayakan dialog dan komunikasi intensif serta terbuka untuk memantapkan tata kehidupan masyarakat Bali dalam suasana menyama braya yang hakiki. “Itulah identitas utama kerukunan  hidup beragama di Bali ,  sekaligus sebagai satu prasayarat terwujudnya masyarakat Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera,” demikian tambahnya. 

Sementara Ketua Umum MPAG Provinsi Bali Bishop DR. Ketut Waspada mengutip Yeremia 29 : 7 yang berbunyi “ usahakanlah kesejahteraan kotamu, dimana kamu aku  buang “.  Ayat itu  mencerminkan sudah menjadi kewajiban para umat Kristiani Bali untuk membangun Bali. “apalagi kita semua lahir, hidup dan menjadi warga Bali,” pungkasnya.

 “ Kami ingin menjadi warga masyarakat yang baik dan berperan serta dalam pembangunan Bali sesuai ide-ide cemerlang yang telah maupun akan Gubernur lakukan, “ tambahnya.

Musyawarah Bersama IV ini digelar  selain bertujuan untuk mempererat persekutuan persaudaraan sesama umat dan  mendukung pemerintah dalam menciptakan perdamaian dan pembangunan di Bali, juga bertujuan   sebagai langkah organisasi dalam evaluasi terhadap program sebelumnya serta merumuskan program selanjutnya serta memilih kepengurusan MPAG 2013-2016.

Musyawarah diikuti oleh Pengurus MPAG Provinsi Bali, Pengurus Harian MPAG Kab./Kota se Bali dan seorang utusan dari masing-masing lembaga  Gereja binaan MPAG Kab.Kota se Bali. DA-MB