Foto: Direktur Utama BPR Kanti I Made Arya Amitaba dan para undangan dalam Seminar Internasional Fintech Jumat pagi (27/9/2019) di Hotel Nikki Denpasar serangkaian HUT ke-30 BPR Kanti.

Denpasar (Metrobali.com)-

BPR Kanti memasuki di era baru di usianya yang mencapai 30 tahun atau tiga dasawarsa. BPR Kanti kini bertransformasi ke arah digitalisasi layanan dan proses bisnis.

Namun tidak sekadar transformasi biasa, tapi BPR Kanti melakukan lompatan yang sangat progresif dan visioner.

Ini menjadikan BPR Kanti makin kompetitif dan juga menginspirasi, menjadi salah satu BPR pertama dan pioner yang mentransformasikan diri ke arah digitalisasi.

“Tiga dasawarsa BPR Kanti ini jadi momentum sejarah kami melakukan loncatan kangguru, meloncat ke dunia digital,” kata Direktur Utama BPR Kanti I Made Arya Amitaba.

Hal ini disampaikan Arya Amitaba di sela-sela acara Seminar Internasional Fintech dengan tema “Kemitraan Strategis BPR-Fintech di Era Milenial” Jumat pagi (27/9/2019) di Hotel Nikki Denpasar serangkaian HUT ke-30 BPR Kanti.

Dalam rangka transformasi BPR Kanti ke arah digital dilakukan juga peluncuran launching beberapa produk bekerjasama dengan fintech dan produk digital BPR Kanti.

Misalnya layanan Kanti Pay yang merupakan aplikasi dompet digital (e-wallet) seperti Go Pay dan OVO.  Semua transaksi keuangan nasabah hingga pembelian berbagai produk di luar produk keuangan bisa dilakukan lewat Kanti Pay ini.

“Jadi  tidak perlu gunakan kartu dan uang tunai
Cukup aplikasi Kanti Pay di smartphone,” terang Arya Amitaba.

Proses bisnis dan pelayanan keuangan kepada nasabah juga dilakukan dengan digitalisasi sehingga semakin mempermudah dan memanjakan masyarakat.

Misalnya dalam proses pembukaan rekening tabungan, pengajuan kredit, transfer antar rekening dan berbagai layanan keuangan lainnya cukup di smartphone penggunaa.

“Digitalisasi layanan BPR Kanti ini jadi bagian pilot project nasional dan jadi lompatan besar bagi kami di tiga dasawarsa,” tegas Arya Amitaba.

Agresif Kerjasama dengan Fintech Bantu UMKM

Sebelumnya BPR Kanti juga sangat agresif menjalin kerjasama dengan fintech. Bahkan BPR Kanti kini tercatat sebagai BPR pertama di Bali yang menjalin kerjasama dengan salah satu raksasa fintech yakni  PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku).

Bentuk kerja sama ini adalah pendanaan bersama atau biasa disebut kredit sindikasi, di mana keempat pihak bersama-sama mengumpulkan dana untuk membiayai peminjam Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Sistem kredit sindikasi atau pendanaan bersama dijalankan ketika nilai pinjaman yang diajukan
peminjam terlalu besar untuk dibiayai satu bank atau satu institusi keuangan. Jadi beberapa institusi keuangan secara kolektif mendanai pinjaman tersebut.

Kolaborasi bentuk ini adalah yang pertama di
antara suatu bank dan platform teknologi finansial (FinTech) di Indonesia. Partnership ini menunjukkan bahwa FinTech memperkaya ekosistem keuangan Indonesia.

“Dengan kolaborasi ini kami yakin posisi BPR Kanti semakin kuat dan kompetitif. Ini juga kontribusi kami dalam ikut memajukan UKM di Indonesia khususnya Bali,” tandas Arya Amitaba.

Sementara itu Seminar Internasional Fintech dengan tema “Kemitraan Strategis BPR-Fintech di Era Milenial” ini juga bagian Program CSR BPR Kanti BERBAGI bekerjasama dengan Dewan Pimpinan Nasional Ikatan Bankir Professional BPR (iPro BPR).

Kegiatan seminar dimaksud juga sebagaimana tindaklanjut telah ditandatanganinya MoU Fintech dengan BPR di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur Bali pada tanggal 22 Agustus
2019.

Seminar yang dipandu Moderator Hiras Lumban Tobing selaku Sekretaris Jendral Dewan Pimpinan Nasional iPro BPR ini  menghadirkan “Keynote Speech” Deputi Komisioner Pengawas Perbankan OJK Slamet Edy Purnomo dan sejumlah narasumber ternama dan ahli di bidangnya.

Yakni pertama,  Senior Analis Deputi Komisioner Perbankan OJK Roberto Akyuwen dengan topik “Transformasi BPR Melalui Kemitraan Strategis.”

Kedua, Direktur Pengaturan Perizinan dan Pengawasan Fintech OJK Hendrikus Passagi dengan topik “Pengembangan Fintech P2P Lending di Indonesia ”

Ketiga, CEO, Co-Founder Modalku – Bapak Reynold Wijaya dengan topik “Peran Fintech P2P Lending Mendukung Pengembangan Bisnis BPR.”

Keempat, President Korea Fintech Industry Assosiation (KORFIN) Mr. Joey Kim membawakan materi “ Lesson Learned From Fintech P2P Lending in South Korea.”

Kelima, Direktur Pengembangan Usaha LPDB – KUMKM ( Lembaga Pengelola Dana Bergulir
Kementrian Koperasi UMKM RI) Iman Pribadi dengan topik “ Potensi Pembiayaan Dana Murah LPDB dalam memperkuat industri BPR.”

Terakhir, Pengamat Perbankan  Viraguna Bagoes Oka dengan topik “Kehadiran Fintech P2P Lending di Tengah Industri Perbankan Indonesia. (wid)