Jembrana (Metrobali.com)

 

Rumah Tahanan Kelas IIB Negara (Rutan Negara) tidak henti-hentinya memberikan pembinaan, baik kepribadian maupun kemandirian bagi seluruh Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

Dari beberapa jenis pembinaan kemandirian, telur ayam sangat diminati masyarakat. Dengan metode peternakan modern, dari 500 ekor ayam petelur mampu menghasilkan 400-500 butir telur setiap harinya atau 13 sampai 15 kerat

“Seluruh telur yang kita kumpulkan habis terjual di hari itu juga. Karena telur yang kita jual produk fresh sehingga terjamin kesehatannya” ujar Putu Sudiasnawa, Pembina pengelola kemandirian Rutan Kelas IIB Negara, Kamis (4/5/2022).

Menurutnya perawatan ayam petelur tidaklah terlalu susah. Dan untuk pemberian pakan cukup 2 kali sehari. Untuk 500 ekor ayam menghabiskan 50 Kg pakan. “Kalau ada ayam sakit langsung kita pisahkan” imbuhnya.

Selain ayam petelur, WBP juga berternak babi. Di 14 kandang babi yang ada, Pokja babi memelihara 40 ekor babi. Bidang peternakan juga memelihara kambing. Tidak hanya itu, WBP juga mendapat pembinaan kemandirian melalui Pokja perkebunan, Pokja perikanan dan Pokja batako.

Disebutnya batako buatan WBP sudah punya pelanggan. Di bulan April lalu terjual 1800 buah batako..”Batako sangat diminat karena harganya yang berani bersaing, juga kualitas tidak kalah saing” terangnya.

Nyoman Tulus Sedeng, Kasubsi Pelayanan Tahanan menambahkan kegiatan pembinaan kemandirian merupakan kerjasama dengan pihak ketiga. Selain swadaya seperti jasa laundry, jasa cuci motor, potong rambut dan kerajinan tangan dari koran bekas.

“Kegiatan pembinaan kemandirian sangat beragam. Di dalam SAE (Sarana Asimilasi dan Edukasi) ada Pokja mebel dan las” ujarnya.

Terkait pemasaran menurutnya dikelola oleh petugas pembinaan, baik melalui social media atau langsung dipasarkan ke masyarakat.

Sementara Karutan Kelas IIB Negara, Lilik Subagiyono mengatakan bahwa pihaknya terus berusaha mendorong seluruh bakat yang dimiliki WBP untuk dapat dikembangkan selama menjalani masa pidana. “Kami berusaha memfasilitasi melalui SAE sebagai bekal nanti kembali ke masyarakat” jelasnya.

Pembinaan kemandirian lanjutnya sesuai dengan amanat 10 prinsip pemasyarakatan yaitu “Ayomi dan berikan bekal hidup agar mereka dapat menjalankan peranannya sebagai warga masyarakat yang baik dan berguna”. (Komang Tole)