Hoax

Tabanan, (Metrobali.com)-

Maraknya berita palsu alias hoax dan provokatif yang beredar di internet khususnya media  website belakangan ini berpotensi menyesatkan banyak orang. Bahkan lebih dari itu berita hoax dapat mengancam persatuan dan keutuhan NKRI. Bahkan tidak jarang berita hoax dijadikan alat oleh sesorang atau kelompok tertentu untuk kepentingan tertentu dengan target tertentu pula seperti mempropagandakan berbagai idiologi yang bertentangan dengan dasar Pancasila serta berbagai propaganda yang memprovokasi intoleransi yang berdampak rusaknya rasa kebangsaan.

Atas hal itu media online www.suaradewata.com merasa berkewajiban menangkal beredarnya berita hoax. Salah satu upaya konkret yang dilakukan yakni dengan menggelar diskusi kebangsaan berthema  “Upaya Konkret Menangkal Jurnalisme Provokatif dan Hoax pada Media Website”. Diskusi yang dimotori www.suaradewata.com itu rencanya akan digelar pada Kamis, (23/03/2017) di Warung BE-Jawa, jalan raya Teratai, nomer 45, Dukuh, Tabanan Bali.

Menurut Pimpinan redaksi www.suaradewata.com I Ketut Sugina, yang melatarbelakangi digelarnya diskusi tersebut karena melihat pesatnya perkembangan internet saat ini menjadi ladang informasi tanpa batas dengan penyebaran cepat dan cakupan luas bagi masyarakat. “Dijaman sekarang siapapun bisa mengakses internet guna mengetahui sebuah peristiwa dimana saja dan kapan saja,” ucapnya.

Selain itu internet kata dia kini bisa dijadikan media belajar tentang apa saja cukup dengan mengetik kata kunci di kolom mesin pencari. Namun disisi lain kemajuan teknologi tersebut dapat berakibat negatif, ada konsekuensi dari sebaran informasi, terlebih ketika semua orang bebas berperan sebagai sumber informasi. “Konsekuensi itu adalah buramnya dinding pembatas antara fakta dan hoax.,” ucapnya.

Atas penomena tersebut diperlukan sinergitas berbagai elemen masyarakat untuk bahu membahu menyuarakan anti berita provokatif hoax. Lebih dari itu bagaimana merumuskan langkah-langkah konkret menangkal penyebaran jurnalisme provokatif dan hoax di media website yang dapat memecah belah persatuan dan mengancam keutuhan NKRI. “Harapan kita dari diskusi ini mampu meminimalisir bahkan menangkal berbagai jurnalisme/berita provokatif dan hoax seperti propaganda kelompok kepentingan yang merusak sendi-sendi kebangsaan maupun kelompok radikal, separatisme dan komunisme yang belakangan gencar memanfaatkan keleluasaan dan kebebasan media bahkan propaganda asing mengingat wilayah Bali yang merupakan destinasi internasional serta menjadi sasaran kelompok radikal juga sebagai salah satu basis kelompok separatis Papua dalam melakukan konsolidasinya,” beber Sugina yang juga mantan wartawan Radar Bali tersebut.

Selain itu diskusi ini kata dia untuk menggali dan mengoptimalkan peran pers khususnya jaringan media online di Bali melalui literasi media dalam rangka menangkal Website-website provokatif dan penyebar hoax. Disamping itu guna mengidentifikasi dan memetakan potensi dan kekuatan peran pers khususnya jaringan media online di Bali dalam konteks kekinian guna menangkal berbagai  propaganda yang merugikan kepentingan nasional. “Kita juga ingin menggali dan merumuskan peran strategis pers dalam menangkal timbulnya propaganda-propaganda yang merugikan kepentingan nasional melalui berbagai pemberitaan provokatif dan hoax sekaligus mensinergikan pers di Bali dan berbagai pihak agar  lebih partisipatif dalam menangkal propaganda dan jurnalisme berita-berita provokatif dan hoax yang merugikan kepentingan Nasional,” tegasnya.

Adapun yang dijadikan narasumber dalam kegiatan tersebut adalah Ketua Asosiasi Media Online (AMO) Bali, I Nyoman Sutiawan yang juga Pimred www.metrobali.com, Ketua AJI Bali, Hari Puspita yang juga Korlip Radar Bali, Jawa Pos Group, dan dua orang pengaman media masing-masing Putu Agus Swastika dan Rofiqi. Putu Agus Swastika adalah salah satu pengamat media di Bali dan juga Direktur STIMIK Primakara Bali. Sementara Mas Rofiqi adalah Mantan Ketua AJI dan Wartawan Tempo. Sedangkan moderator yang akan memandu diskusi tersebut Panca Wardani Lodra perempuan penggiat Public Relation.

Terkait peserta yang akan dihadirkan, menurut Sugina utamanya adalah kalangan insan Pers khususnya jaringan media online dan penggiat sosial media di Bali. Disamping itu juga diundang para siswa pelajar SMA/SMK, Ormas dan LSM. “Siswa SMA/SMK sengaja kita hadirkan untuk memberikan edukasi kepada mereka, karena saat ini media sosial sangat akrab dengan adik-adik kita yang berstatus pelajar,” ucapnya.

Terkait capaian kegiatan diharapkan terjalinnya sinergitas pers di Bali khususnya jaringan media online di Bali dan berbagai pihak agar  lebih partisipatif dan kongkrit dalam menangkal propaganda, dan berita-berita provokatif dan hoax yang merugikan kepentingan Nasional. “Jurnalisme provokatif dan hoax ini adalah tanggungjawab kita barsama, mari kita rapatkan barisan guna mengangkal berita-berita provokatif dan hoax karena hal itu dapat menyesatkan dan merusak persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI,” tandasnya. gin-mb