Tahanan Peru Kabur : Kejari Denpasar Bungkam, Ketua PN Denpasar yakin Direncanakan
Ketua Pengadilan Negeri (PN) Denpasar Yanto
Denpasar, (Metrobali.com)-
Terkait tahanan hakim asal Peru yang kabur jelang sidang tuntutan atas kasus pembobolan ATM di PN Denpasar pada Selasa (16/5) sore, yakni Yose W Salasar, Ketua Pengadilan Negeri (PN) Denpasar Yanto menduga, jika yang bersangkutan telah merencanakan pelarian dirinya jauh hari sebelumnya.
Keyakinannya itu, berdasarkan informasi dari petugas bahwa yang bersangkutan sering meminta agar ditempatkan di tahanan perempuan.
Yanto saat ditemui di PN Denpasar, menceritakan awal mulanya kejadian tersebut. Pada pukul 15.30 wita sore, pihaknya baru tiba di PN Denpasar setelah menghadiri undangan dari pihak Koramil. Tiba-tiba dia menerima laporan bahwa ada salah satu napi yang kabur dari tahanan dengan cara menjebol teralis sel tahanan perempuan.
“Kita cek TKP dan benar teralis sudah dijebol. Kita amati ternyata mur sudah gak ada, kemudian saya tanya awalnya ketauan karena dari napi yang ada di sel mereka laporan kok ada napi di kamar mandi lama sekali sekitar satu jam,” ujarnya, di Denpasar, Rabu (17/5).
Dari hasil pengamatannya, yang bersangkutan melepas mur yang jumlahnya 10 buah. Kalau melepas mur pasti dia pakai drei atau obeng katanya. Sementara itu, katanya ada sekitar 16 CCTV aktif yang ada di lingkungan PN Denpasar, hanya memang tidak menjangkau TKP belakang.
“Kemungkinan besar mur itu sudah dicicil. Karena saya dengar dari laporan petugas dia itu setiap mau sidang dia selalu minta ke petugas untuk ditempatkan disitu (red, tahanan perempuan),” ujarnya.
Memang saat kabur ada beberapa saksi petugas di Pengadilan Militer (Dilmil) yang berada tepat dibelakang PN, yang melihat korban lari, namun oleh saksi disangka gempa bumi.
Ditanya apakah ada indikasi keterlibatan orang dalam, pihaknya belum bisa memastikan. Yang jelas, katanya kuat dugaan pelaku telah merencanakan upaya melarikan diri jauh hari sebelumnya.
“Dan ternyata bukan hanya sekali korban minta di sel tahanan perempuan melainkan berkali-kali. Saya belum bisa omong kalau keterlibatan orang dalam, yang jelas dia itu buka pakai obeng sekarang pertanyaannya siapa yang memberikan obeng?,” yakinnya seraya menegaskan kembali, bahwa pelaku membuka mur dengan memakai obeng.
“Karena disitu ada mur, teralis di mur pake paku mur itu kan dilepasi semuanya berarti kan dikehendaki mau lari, kalau dilepas satu-satu gak mungkin semua selesai dalam satu jam. Dia itu di dalam toilet satu jam, dan napi lain teriak kok ini di toilet lama sekali, setelah dicek dia gak da,” ungkapnya.
Ditanya mengapa pelaku ditaruh di sel tahanan perempuan. Hakim Yanto mengungkapkan bahwa pada saat itu, jumlah tahanan laki-laki lebih banyak daripada tahanan perempuan.
“Dan kebetulan tahanan perempuan sedikit dan gak ada tahanan anak-anak,” kilahnya.
Hingga saat ini belum ada laporan jika pelaku sudah diketemukan, ujarnya. Ditanya kembali apakah ada unsur kelalaian petugas, pihaknya juga belum berani memastikan lantaran semua tahanan ketika akan sidang dan dipulangkan merupakan tanggungjawab pihak Kejaksaan Negeri Denpasar.
Langkah selanjutnya, kini pihaknya menyerahkan proses pencarian pelaku kepada Kepolisian Polresta Denpasar. Sementara untuk perbaikan kedepan, pihaknya akan mencoba melakukan pengamanan dengan menempatkan tahana satu hakim di satu sel tahanan.
Sementara itu dikonfirmasi kepada Kepala Seksi Pidana Umum Kejari Denpasar I Ketut Maha Agung, hingga berita ini diturunkan enggan memberikan jawaban. Dihubungi ponselnya tidak memberikan respon.
Bahkan para awak media yang menanti sejak pagi, terpaksa gigit jari lantaran dari pesan Whatsaap yang bersangkutan mengaku masih rapat.SIA-MB
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.