23316 bapak, cinta kangen sama bapak

 “Selamat jalan AYAH//Kakek..!!! Sampai bertemu di surga.. Doa adik dan ibu selalu terpanjat untuk Ayah/Kakek (Alm Letkol Faqih Korban Helikopter Jatuh di Poso) “Jangan tanyakan apa yang telah negara berikan untukmu, tapi fikirkan apa yang kau berikan untuk negara”.

Demikian sebuah kutipan kalimat sarat makna sebuah foto di halaman media sosial Instagram berakun @bubastian. Postingan bergambar seorang bocah bernama “ CINTA” tengah mencium sebuah foto wajah berfigura warna emas yang berada di atas kursi warna merah. Di kanan kirinya terlihat bagian tubuh 3 anggota tentara berdiri mengapitnya dengan pakaian loreng  bersenjata laras panjang dengan sangkur terhunus diujung larasnya. Sekilas tampak dibelakang figura sebuah peti jenazah ditutupi dwi warna.

Foto postingan beberapa jam lalu itu telah disukai (likes) oleh tidak kurang 1.749 dan 49 komentar para pelaku medsos dan jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah.

Ternyata fenomena ini juga terjadi dibeberapa medsos lainnya seperti FB dan Tweeter. Banyak sekali pengguna medsos memberikan menyukai (like) dan memberikan komentar terhadap foto itu.

Siapa sebenarnya bocah itu? Dan foto wajah siapa yang diciumnya?

Dialah Cinta, bocah wanita sekira 4 tahunan yang tengah mencium foto sang kakek di Hanggar Skadron 17 Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa, (22/3/16). Entah apa makna ciumannya itu, hanya Cinta yang dapat mengerti. Yang pasti itulah ciuman perpisahan seorang cucu dengan kakek tercinta untuk selama-lamanya. Itulah saat dimana semua kenangan indah bersama sang kakek harus direlakan pergi bersama iringan kendaraan menuju peristirahatan terakhir sang kakek. Kenangan saat digendong, bercanda dan bermain bersama kakek, kini semua benar-benar hanya menjadi kenangan manis karena sang kakek telah pergi menghadap Illahi.

Adalah sang kakek, Letnan Kolonel Inf (Anumerta) seorang perwira menengah TNI AD (Kapenrem 132/TDL) yang termasuk dalam 13 prajurit korban kecelakaan jatuhnya Helikopter Bell 412 nomor AH 5171 milik TNI AD di perkebunan Kasiguncu, Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah pada Minggu 20 Maret lalu, saat tengah membantu Operasi Tinombala atau operasi khusus pengejaran kelompok teroris jaringan Santoso.

Tragedi yang telah membuat duka TNI AD dengan gugurnya 13 prajurit terbaik saat menunaikan tugas negara, ini banyak mendapat simpati berbagai kalangan. Bahkan apresiasi juga diberikan oleh Presiden Jokowi dan wakil Presiden Yusuf Kalla saat hadir melayat di persemayaman dan langsung mengucapkan turut berduka kepada keluarga korban sebelum melakukan penerbangan menuju Pontianak. Begitu pula pejabat negara lainnya juga tampak hadir melayat. Alampun menunjukan dukanya bagi pertiwi, hujan deras mewarnai prosesi persemayaman yang dipimpin Pangdam Jaya Mayjen TNI Teddy Lhaksmana W.K.

Cinta, yang di benaknya mungkin belum sepenuhnya mengerti dengan peristiwa yang terjadi, hanya memandang dengan kedua mata polosnya semua prosesi persemayaman sang kakek bersama prajurit yang gugur lainya hingga diantar dan dikuburkan secara militer di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata.

Ke 13 jenazah memang sepantasnya dimakamkan di TMPN Kalibata sebagai bentuk penghargaan negara bagi prajurit TNI yang gugur melaksanakan tugas negara. Presiden Jokowi bahkan langsung memerintahkan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo untuk melaksanakannya dan memimpin proses pemakaman.

Alam kembali menunjukan duka, bumi pertiwi disirami hujan lebat saat pemakaman berlangsung. Bahkan upacara sempat ditunda hingga hujan mereda. Kini ke 13 prajurit terbaik TNI AD telah terbujur rapi selama-lamanya bersama pengabdian mereka bagi bumi pertiwi. Negara memberikan penghargaan dengan menganguerahkan kenaikan pangkat luar biasa (KPLB) kepada ke 13 prajuritnya, mereka adalah Brigjen TNI Anumerta Saiful Anwar, Brigjen TNI Anumerta Heri Setiyadi, Brigjen TNI Anumerta Ontang R.P., Kolonel Cpm Anumerta Tedy, Letkol Inf Anumerta Faqih, Mayor Ckm Anumerta Dr. Yanto, Mayor Cpn Anumerta Agung, Kapten Cpn Anumerta Wiradi, Lettu Cpn Anumerta Tito, Sertu Anumerta Karmin, Sertu Anumerta Bagus, Prajurit Kepala Anumerta Bangkit dan Prajurit Satu Anumerta Kiki.

TNI juga memberikan bantuan berupa biaya sekolah putra putri ke 13 prajurit hingga ke perguruan tinggi. Sebesar apapun yang diberikan dari negara belum cukup untuk membayar pengobanan/pengabdian tugas bagi  13 prajurit terbaik. RED-MB