PENDIRIAN sebuah Pura Hindu di Belgia merupakan kebanggaan tersendiri bagi umat Hindu yang bermukim di sana. Menurut  Dr. Steffen Petzwall Direktur Zoological + Scientific, yang juga merangkap Direktur operational Parc Paradisio, idea pertama dari pendirian Pura Hindu ini adalah bermula dari kunjungan Mr. Eric Domb, CEO dan President yang juga pemilik dari Parc Paradisio ke Bali 30 tahun yang lalu bersama orang tuanya. Kemudian setelah memimpin Parc Paradisio, muncul keinginan untuk membuat Parc Paradisio tidak hanya menjadi sebuah Taman Wisata Flora dan dan Fauna, yang menawarkan keakraban alam, tumbuhan, binatang, dan manusia, akan tapi juga menawarkan informasi kebudayaan dunia yang memiliki karakter serta peradaban yang kuat yang masih ada di bumi ini serta bisa mendukung promosi permanen bagi pariwisata.

Teringat akan kunjungan ke Bali yang pernah dilakukan Mr. Eric Domb bersama orang tuanya ke Bali, Mr. Eric Domb kemudian mengunjungi Bali lagi untuk “Brain Storming”  dengan mengelilingi seluruh pelosok Bali untuk mencari idea lebih lanjut. Kolaborasi antara agama, adat istiadat, budaya dan masyarakat Balinya yang mendukung pariwisata di Bali serta bisa diterima oleh masyarakat dunia (universal), membuat Mr. Eric Domb jatuh cinta akan Bali pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

 Sekembali Mr. Eric Domb dari Bali, beliau kemudian menceritakannya kepada Dr. Steffen Petzwall dan direktur Parc paradisio lainnya. Ibarat Pucuk di cinta ulam tiba, dimana Dr.Steffen Petzwall yang juga sering mengunjungi Bali, akhirnya seia sekata, dan gayung pun bersambut dengan melakukan kunjungan bersama ke Bali untuk merealisasikan idea membuat Indonesian Garden dengan bangunan utamanya Pura yang sama persis seperti di Bali. Sepulang dari Bali, proyek inipun di mulai pembangunannya di tahun 2006. Pembangunan Kompleks Taman Indonesia yang di mulai dari pembangunan Pura ini, bukannya tanpa hambatan dari masyarakat Belgia ataupun pemerintah Belgia. Karena di lokasi Parc Paradisio terdapat kastil tua, yang di Belgia sendiri sungguh sangat di hormati keberadaannya.

Pemerintah maupun masyarakat pun khawatir dengan berdirinya bangunan baru akan mengurangi makna dari keberadaan Kastil tua yang menjadi kebanggaan masyarakat Belgia ini. Mr. Eric Domb dengan ketulus hatinnya serta kecintaannya yang mendalam akan Bali dan tentunya dengan pengetahuannya yang luas akan segala seluk beluk tentang Bali dan Hindu, kemudian bisa meyakinkan Pemerintah Belgia beserta masyarakat Belgia sehingga pembangunan Pura Agung Santi Bhuwana ini bisa di wujudkan di Taman Parc Paradisio.

Demikian juga ketika mendatangkan para pekerja langsung dari Bali, juga bukannya tanpa hambatan dari masyarakat Belgia ataupun departement tenaga kerja Belgia. Lagi-lagi Mr. Eric Domb, yang sepertinya memang sudah mendapatkan restu dari Ida Sang Hyang Widi Wasa. Tidak hanya bisa meyakinkan masyarakat Belgia , tapi juga bisa membuktikan kepada mereka bahwa keahlian para pemahat dan tukang ukir dari Bali dan Jawa Tengah memang tidak tergantikan oleh masyarakat Belgia. Ketika tukang ukir dari Bali sedang bekerja memahat dan mengukir batu menjadi sebuah patung, masyarakat Belgia memang di buatnya terkagum-kagum. Mereka seolah-olah tidak percaya karena mereka terbiasa bekerja dengan mesin. Sementara Tukang ukir dari Bali bisa merubah sebuah batu balok dengan pahat dan alat ukir lainnya yang berukuran kecil-kecil menjadi sebuah patung dengan nilai seni yang tinggi.

 Proyek pembangunan Pura Agung Santi Bhuwana dimulai tahun 2006 dengan mendatangkan arsitek muda Bali, I Ketut Padang Subadra. Ketut Padang dibantu oleh para pemahat dan pengukir dari Bali yang berjumlah delapan orang. Selama dua tahun lebih bekerja siang dan malam dalam suasana berkabut dan bersalju. Untuk menjaga keaslian dan aroma magis ke-Indonesiaan, batu-batu untuk membangun pura besar dan seluruh lapisan tempat berjalan berasal dari Indonesia. Sekitar 320 kontainer batubatu candi diimpor dari lereng gunung Merapi, Jawa Tengah. Bagi pengunjung yang mengunjungi kompleks Taman Indonesia ini, seperti terhipnotis dan merasakan seperti memang sedang berada di Indonesia di kompleks Candi Prambanan dan candi Borobudur di Jawa Tengah, ataupun berada di kompleks Pura Besakih di Bali yang puranya juga terbuat dari Batu alam, walaupun sesungguhnya mereka sedang berada di Brugelette Belgia di Pura Agung Santi Bhuwana. Ketut Adnyana dari Belgia