Budaya Literasi Sebagai Embrio Tingkatkan Kreativitas dan Inovasi Generasi Muda

Hut SMAN 7 Denpasar (1)

Denpasar (Metrobali.com)-

Perayaan HUT SMAN 7 Denpasar ke-27 pada Kamis (1/9) yang dilaksanakan di aula gedung sekolah berlangsung meriah, diisi dengan berbagai pementasan seni dari seniman dan seniwati SMAN 7 Denpasar. Perayaan Hut yang mengangkat tema “Pavo Shades in Maroon Harmony” dihadiri langsung Walikota Denpasar IB. Rai Dharmawijaya Mantra didampingi Camat Denpasar Utara Nyoman Lodera,  Kapolsek Denpasar Timur Kompol I Gede Redastra,para tokoh pendidikan,Komite sekolah dan undangan lainnya.

Antusiasme para murid dalam memeriahkan HUT SMAN 7 Denpasar yang dikoordinir apik oleh para anggota OSIS sekolah tersebut.  Satu garapan yang menarik dipentaskan yakni kolaborasi antara seniman siswa dengan para guru,dimana kolaborasi diisi dengan berbagai instrumen diantaranya tetabuhan gender dipadu dengan seruling modern,gesekan biola,petikan dawai gitar,dan berbagai instrument lain dikolaborasikan menjadi sajian apik music kontemporer masa kini. Walikota Denpasar IB. Rai Dharmawijaya Mantra berkesempatan meresmikan penerapan Budaya Literasi yang dimana SMAN 7 Denpasar telah menjadi pilot project secara Nasional oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, sebagai satu-satunya sekolah di Kota Denpasar dan dua sekolah di Tingkat Provinsi untuk membudayakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). “Saya sangat apresiasi Gerakan Budaya Literasi SMAN 7 sebagai embrio meningkatkan pola pikir, kreatifitas dan inovasi dengan membiasakan setiap hari membaca 15 menit sebelum pelajaran,” ujar Rai Mantra.

Kepala Sekolah SMAN 7 Denpasar Dra. CIM Kusuma Widiawati mengatakan,  perjalanan SMAN 7 Denpasar  diawali dengan berdirinya SGA th 1959, berlanjut menjadi SPGN th 1964, beralih menjadi SMAN  tahun 1989 sampai sekarang. Dalam proses perjalanan SMAN 7 dimana kami pernah mengenyam sebagai sekolah plus olahraga dan seni, sekolah Model oleh Direktorat PSMA, dan  sekarang Sekolah Literasi (membaca). Terkait dengan pelaksanaan literasi setiap hari di sekolah, membuat kondisi lingkungan yang mendukung keberadaan literasi. “Kami mulai dengan mengkondisikan areal sekitar anak dengan disediakannya tempat duduk membaca dengan istilah Pojok Baca, untuk memberi ruang serta kenyamanan untuk anak membaca,” ujarnya.

Sedangkan Osis SMAN 7 Denpasar Putu Agus Erik Mahendra mengatakan, Tonggak Budaya Literasi di Kota Denpasar berawal dari sekolah kami yang dipercaya oleh kemendikbud Jakarta, yang mengusung bagaimana kita mampu membangun budi pekerti luhur, melakukan pola pikir yang kreatif dan inovatif. “ Disediakannya pojok-pojok baca yang dapat membangkitkan semangat kami membaca, untuk bisa mengiring kami ke hal yang lebih baik, sebagai wahana hiburan, serta dengan membaca akan menciptakan imajinasi yang bisa memunculkan ide-ide baru untuk berkreativitas dan berharap menjadi generasi muda Kota Denpasar yang berkualitas, berbakat dan berguna bagi diri sendiri, keluarga, sekolah dan Negara,”ujar Erik Mahendra. RED-MB