Foto: Anggota Komisi XI DPR RI yang membidangi keuangan, perencanaan pembangunan dan perbankan yakni I Gusti Agung Rai Wirajaya (ARW).

Badung (Metrobali.com)-

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali mengajukan bantuan soft loan (pinjaman lunak) sebesar Rp 9,9 triliun kepada pemerintah pusat, untuk pemulihan ekonomi Bali khususnya juga pariwisata Bali yang sangat terpukul akibat pandemi Covid-19. Namun hingga ini belum ada kepastian apakah usulan tersebut akan disetujui pemetintah pusat.

Padahal sebelumnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga bersama Gubernur Bali Wayan Koster pada pertengahan Februari 2021 sudah pernah membahas soal pinjaman lunak sebesar Rp9,9 triliun ini yang rencananya ditujukan untuk pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali pada tahun 2021 ini.

Terkait belum adanya kepastian hal tersebut, Anggota Komisi XI DPR RI yang membidangi keuangan, perencanaan pembangunan dan perbankan yakni I Gusti Agung Rai Wirajaya (ARW) berharap segera ada kepastian persetujuan atas pinjaman lunak untuk Bali ini dari pemerintah pusat.

“Usulan Gubernur Bali agar Bali mendapatkan dana pinjaman lunak Rp 9,9 triliun untuk pemulihan pariwisata Bali belum diputuskan. Itu kan masih pembicaraan masalah pinjaman lunaknya. Kami berharap segera disetujui pemerintah pusat,” kata Rai Wirajaya.

Hal ini disampaikan Rai Wirajaya ditemui usai melaksanakan kegiatan Penyuluhan Jasa Keuangan Edukasi Masyarakat Door to Door dengan tema “Kebijakan Stimulus OJK dalam Menghadapi Covid-19″ sambil membagikan sembako untuk warga di Kabupaten Badung, Sabtu (20/3/2021).

Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Dapil Bali ini menegaskan Bali sangat membutuhkan bantuan pinjaman lunak tersebut karena perekonomiannya belum pulih. Tahun 2020 lalu pertumbuhan ekonomi Bali minus 12 persen lebih.

Tahun 2021 ini juga diprediksi pertumbuhan ekonomi Bali masih minus walaupun tidak separah tahun lalu. Hal ini sebab sektor pariwisata yang menjadi andalan utama Bali belum sepenuhnya pulih dan dibuka.

Saat ini pariwisata baru hanya dibuka untuk wisatawan domestik dan belum ada tanda-tanda dibuka untuk wisatawan mancanegara sebab vaksinasi masih berjalan selain juga pertimbangan lainnya dari pemerintah pusat.

“Bali ekonominya masih minus banget. Ekonomi, pariwisata belum pulih, Jadi Bali sangat butuh bantuan pinjaman lunak ini. Apalagi bantuan lainnya dari pemerintah pusat juga belum seluruhnya bisa terealisasi,” tutur Rai Wirajaya yang merupakan anggota DPR RI tiga periode ini.

Selain pinjaman lunak Rp 9,9 triliun, Pempro Bali juga meminta dipasok 2 juta dosis vaksin Covid-19 Sinovac untuk diberikan kepada pekerja sektor pariwisata. Tahun 2021 pun diharapkan perekonomian Bali bisa pulih seiring dengan adanya program vaksinasi massal yang terus dikebut agar tercapai minimal 70 persen warga yang sudah tervaksinasi untuk mencapai herd immunity atau kekebalan kelompok.

“Berikan Bali prioritas untuk vaksinasi karena Bali sangat terpuruk akibat sektor pariwisata yang hancur lebur dampak pandemi. Kami berharap tahun ini perekonomian bisa tumbuh positif seiring dengan adanya vaksinasi untuk mempercepat pemulihan ekonomi Bali,” pungkas Rai Wirajaya. (wid)