vinsensius 1Vinsensius Jemadu selaku Direktur Promosi Pariwisata untuk Asia Pasific Kemenpar RI

Kuta (Metrobali.com)-
Menteri Pariwisata Republik Indonesia menekankan tiga pilar untuk pengembangan pariwisata dari sisi marketing, promosi dan destinasi. Ketiga pilar itu, salah satunya adalah digital tourism. Di era teknologi informasi saat ini, digitalisasi di berbagai sendi kehidupan tidak bisa dipisahkan, salah satunya di sektor pariwisata. Kemajuan teknologi informasi sekarang ini, dimanfaat maksimal Kementerian Pariwisata untuk melakukan strategi pemasaran pariwisata ke luar negeri. “Sekarang berbisnis sudah menggunakan digital dan Indonesia tak mau ketinggalan karena pesaing-pesaing Indonesia sedang berlomba-lomba secara agresif memakai teknologi untuk mengembangkan pariwisatanya”, ungkap Vinsensius Jemadu selaku Direktur Promosi Pariwisata untuk Asia Pasific Kemenpar RI, saat ditemui wartawan disela-sela acara workshop pariwisata di Kuta, Kamis (20/07) . Pengembangan promosi pariwisata Indonesia dilakukan ke semua negara, salah satunya Tiongkok. Menurut Vinsensius, Tiongkok menjadi pasar utama yang sedang digarap dan setiap tahun 130 juta orang-orang Tiongkok pergi ke luar negeri. Lantas bagaimana dengan Indonesia dalam menggaet pasar turis Tiongkok ini, Vinsensius mengatakan, Indonesia baru kebagian 1,5% persen saja. Sedangkan negara lain seperti Jepang, Thailand, dan Korea, menyerap pasar Tiongkok cukup besar antara 5-8 juta. Lalu dimana letak kekurangan Indonesia. Ia mengakui, promosi pariwisata Indonesia kurang. “Kita akui promosi kita masih kurang. Karena itu, dengan mengamati bahwa Baidu itu adalah “google”nya Tiongkok maka Indonesia menggandeng Baidu dan China Online Travel Platform, untuk ikut promosikan pariwisata Indonesia”, ujarnya seraya menambahkan kerjasama ini akan dikonversi kepada transaksi dan selling. Promosi pariwisata yang dilakukan secara digital, juga telah memberi dampak yang signifikan terhadap branding pariwisata Indonesia, Wonderful Indonesia. Bahkan dalam 2 tahun terakhir, Wonderful Indonesia mampu mengalahkan branding pesaingnya, seperti Malaysia dan Thailand. “Dalam dua tahun terakhir, Wonderful Indonesia bisa kalahkan Trully Asia milik branding Malaysia, dan Amazing-nya Thailand dan ini karena agresifitas promosi lewat digital media sosial Wonderful Indonesia”, beber Vinsensius. Ditambahkannya juga, promosi pariwisata lewat digital ini dampaknya sangat signifikan dari sisi branding Indonesia dan juga peningkatan kunjungan wisatawan ke Indonesia. “Jadi promosi secara digital sangat ampuh karena sekarang tiap orang punya smarphone dan mereka setiap saat bisa mencari informasi melalui gadgetnya”, ujarnya. Keuntungan Indonesia melakukan promosi lewat digital ini, kunjungan turis naik drastis, salah satunya wisatawan dari Tiongkok. Oleh karena itu, peningkatan turis Tiongkok ini merupakan pasar besar dan angka kunjungannya selalu diatas 20%. Untuk terus mendongkrak angka kunjungan wisatawan ke Indonesia, Kemenpar RI juga tetap melakukan promosi digital ke semua negara dan langkah ini juga patut didukung oleh infrastruktur yang memadai, termasuk kesiapan destinasi-destinasi wisata di daerah. Karena selain Bali, Kemenpar juga sedang menyiapkan daerah lain untuk menyambut  kedatangan turis mancanegara ini. “Sekarang kita tahu bahwa Bali sudah terkenal ke seluruh dunia, dan sejak bulan Juli tahun lalu sudah mulai kita perkenalkan Manado, Batam, Bintan, Pulau Komodo, Labuan Bajo serta flores. Tinggal nanti Bandara Komodo pada akhir tahun ini akan ditapkan sebagai bandara internasional sehingga pesawat bisa direct flight ke destinasi tersebut. Kita akan coba directnya dari Singapura, Perth dan Darwin”, jelasnya menutup sesi wawancara ini.  RED-MB