Denpasar (Metrobali.com)-

Adanya wacana publik, seniman naik truk, khususnya yang berkaitan dengan hiburan turistik mulai ditanggapi secara serius oleh sejumlah pihak terkait di bidangnya. Hal ini bukan karena alasan tingkat kesejahteraan seniman yang relatif masih rendah. Tapi, justru lantaran dampak negatifnya yang sangat besar bagi upaya penguatan tata nilai adiluhung dari kekuatan ruh dan taksu kebudayaan bangsa yang berbasis kearifan budaya Bali.

Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S. mengakui memang cukup sulit melakukan pengawasan terhadap tindakan ataupun perilaku seniman Bali naik truk saat memenuhi tawaran tampil dalam seni pertunjukan untuk kepentingan hiburan turistik. Ini karena berbagai alasan klasik yang sangat dilematis dan cukup sulit diatasi tanpa adanya kebijakan tegas dari semua pihak terkait di bidangnya.

Menurutnya, ke depan memang sudah seharusnya tidak boleh terjadi lagi seniman Bali naik truk saat tampil untuk kepentingan hiburan turistik. Karena ini akan berdampak buruk bagi upaya peningkatan pelestarian dan pengembangan seni budaya berbasis kearifan lokal Bali. Demi penguatan tata nilai adilihung dari kekuatan tuh dan taksu kebudayaan bangsa, khususnya Bali yang lebih menyejahterakan.

Baginya, yang cukup mendesak mesti dilakukan saat ini adalah menggugah kesadaran dan keteladan seniman agar mampu menjaga citra budaya, sehingga tidak dicap murahan ataupun dianggap sebagai ‘pelacur” budaya. Apalagi, kalau seniman tersebut telah menyandang predikat tersertifikasi Pramana Patram Budaya, yang dikeluarkan oleh Disbud Bali melalui Listibya Bali. Ini tentunya akan menjadi wacana yang tidak sehat bagi seniman Bali dalam konteks yang lebih luas. “Jadi seniman Bali wajib menjaga citra budaya,” tegasnya.

Lebih jauh, Prof. Rai berjanji akan lebih menguatkan citra budaya para seniman khususnya para mahasiswa dan alumninya demi upaya mencetak karakter bangsa yang berbudaya dan bermartabat, serta berkeadaban. Di samping itu, sudah semestinya Disbud Bali yang sempat berjanji akan mengadakan koordinasi dengan pihak terkait terutama dinas pariwisata, pengelola hotel, serta pengelola tempat hiburan, dan lainnya agar secepatnya dapat direalisasikan.

Dalam konteks ini, katanya, semua pihak terkait harus secepatnya duduk bersama guna merumuskan sejumlah rekomendasi kebijakan yang memiliki kekuatan hukum tetap dalam mengatasi berbagai persoalan yang selalu dihadapi oleh seniman Bali selama ini. “Dan, pihaknya (ISI,-red) pasti siap tampil terdepan demi menjaga ruh dan taksu Bali ke depan,” janjinya. IJA-MB