sby 1

 Jakarta (Metrobali.com)-

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap seluruh pemangku kepentingan terus berusaha memenuhi hak-hak seluruh masyarakat Indonesia untuk memiliki habitat lingkungan tempat tinggal yang baik dan layak.

 “Itulah yang kita tuju, teruslah berupaya berusaha dengan sekuat tenaga untuk membangun dan memajukan kawasan pemukiman di Indonesia,” kata Presiden Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, Jumat (3/10), dalam acara peringatan Hari Habitat Dunia.

 Ia mengatakan pada 2000 satu dari lima warga Indonesia hidup dalam keadaan tidak sejahtera namun pada 2012 angka tersebut berubah menjadi satu dari delapan penduduk Indonesia yang belum sejahtera.

 “Semangat kita lebih banyak lagi rumah tangga yang lingkungannya sejahtera dan habitat baik. Itu tantangan kita dan tugas kita,” katanya.

Oleh karena itu, Presiden berharap seluruh pejabat di tanah air dengan dukungan masyarakat luas dan pemerhati lingkungan terus berupaya untuk menciptakan habitat lingkungan tempat yang tinggal yang lebih baik pascapemerintahannya.

 “Percayalah kalau masyarakat hidup di lingkungan yang baik, kampung yang bersih dan sehat maka hatinya akan seperti itu,” katanya.

 Menurut Presiden, masyarakat, terutama anak-anak, yang tinggal di lingkungan yang sehat dan bersih tidak akan mudah tergoda untuk melakukan penyimpangan-penyimpang, seperti misalnya korupsi.Pada kesempatan itu, Presiden juga menyampaikan pengalamannya melawat ke sejumlah kota di dunia dan menemukan desa-desa yang bersih dan rapi di negera-negara maju serta desa-desa yang masih kumuh di sejumlah negara yang belum maju.

 Presiden berharap masyarakat Indonesia nantinya dapat mencapai tingkat kesejahteraan yang setara dengan masyarakat negara maju dan bahkan lebih.

 Habitat yang baik, kata presiden, adalah hak asasi manusia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa pun telah mengakui jika negara manapun di dunia menginginkan masyarakatnya hidup sejahtera.

 Sementara itu Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto  menyampaikan bahwa Hari Habitat diperingati setiap Senin pertama pada Oktober. Peringatan Hari Habitat, tambah dia, adalah momentum untuk membahas situasi pemukiman dunia serta mengingatkan pemangku kepentingan atas tanggung jawab pada pemukiman.

 Menurut Djoko, Pemerintahan Indonesia berkomitmen untuk mengurangi luas pemukiman kumuh, termasuk diantaranya program perbaikan sanitasi.

Hari Habitat Dunia diperingati pertama kali pada 1986 setelah ditetapkan pada 1985 oleh Majelis Umum PBB melalui resolusi 40/202.

Untuk peringatan pada 2014, PBB memilih tema “Suara dari Perkampungan Kumuh” untuk memberi perhatian pada orang-orang yang tinggal di tempat-tempat tinggal tidak permanen.

 Menurut UNHabitat, tujuan dari tema tersebut adalah untuk meningkatkan perhatian pada kondisi kehidupan di sejumlah kawasan di dunia yang penuh sesak dengan rumah-rumah tidak layak, minim air bersih dan sanitasi serta tanpa keamanan. AN-MB