Foto: Suasana pembukaan kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa baru atau PKKMB tahun 2023 yang digelar di Aula STIMI Handayani Denpasar, Jumat, 8 September 2023.

Denpasar (Metrobali.com)-

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) Handayani Denpasar masih menjadi salah satu kampus unggulan dan idaman para generasi muda hingga yang sudah berkerja untuk menempuh pendidikan tinggi dengan kualitas yang terjamin namun tetap mengedepankan suasana nyaman dan kekinian. Terbukti setiap tahun mahasiswa baru dari kampus yang beralamat di Jl. Tukad Banyu Sari Nomor 17B, Dauh Puri Klod, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar ini terus meningkat begitu juga di tahun 2023 ini.

Kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa baru atau PKKMB tahun 2023 yang digelar di Aula STIMI Handayani Denpasar, Jumat, 8 September 2023 juga penuh suasana kebersamaan dan kekeluargaan, bebas dari praktik-praktik perplocoan yang merugikan mahasiswa. Kegiatan PKKMB tahun 2023 diikuti 150 orang mahasiswa baru mengambil tema yakni “Membangun Jiwa Kebangsaan dan Mencegah Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi.”

Menariknya dan yang juga terbilang sangat istimewa, PKKMB yang jauh dari kesan menyeramkan melainkan sangat santai dan menyenangkan ini juga dilanjutkan dengan konsern akbar yang digelar di Lapangan Arga Coka (Lapangan Pegok) Denpasar pada Sabtu sore 9 September 2023.

Ketua STIMI Handayani Denpasar, Prof. Dr. Ida Bagus Gede Udiyana, S.E.,M.Si., Ak., mengungkapkan tujuan pelaksanaan PKKMB tahun 2023, menurut Gede Udiyana adalah untuk memperkenalkan lingkungan kampus kepada mahasiswa. “Mahasiswa harus siap dari segi fisik dan mental terkait dengan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi di kampus,” jelasnya.

Selain itu, lanjut Prof Udiyana, melalui PKKMB diharapkan mahasiswa mampu mengantisipasi serangan, baik dari dalam maupun dari luar.  Jika dari luar itu diantisipasi dengan materi seputar kesadaran kehidupan berbangsa dan bernegara serta mencegah radikalisme di kampus yang diberikan Ketua Yayasan STIMI Handayani.

“Itu sangat penting sekali, karena hasil penelitian sebagian besar generasi muda, mahasiswa baru yang level milenial itu, apakah Pancasila bisa diubah. Mereka jawab bisa. Nah, itulah salah satu faktor mengapa hal ini lebih ditekankan, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara serta mencegah radikalisme di kampus,” jelasnya.

Sementara terkait dengan penanggulangan dan pencegahan kekerasan seksual itu, STIMI Handayani Denpasar bersama Yayasan Pendidikan Handayani Denpasar, sudah mengeluarkan pedoman. “Itu adalah etika akademik, terkait dengan hal-hal itu. Jadi, kami sudah antisipasi sebelumnya,” kata Prof Udiyana.

Prof Udiyana juga menyampaikan sejak pandemi Covid-19, perguruan tinggi mengalami penurunan dalam penerimaan jumlah mahasiswa. Untuk itu, pihaknya berupaya membangkitkan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat agar kuliah di STIMI Handayani Denpasar.

“Bagaimana kita mampu meyakinkan masyarakat, salah satunya itu acaranya besok, Sabtu, 9 September 2023 ada konsern yang diselenggarakan oleh Yayasan,” ungkapnya.

Dalam acara tersebut, pihaknya melibatkan sejumlah UMKM, dalam rangka pengabdian masyarakat STIMI Handayani Denpasar. “Semuanya berjumlah 30 stand. Jadi, itu adalah partisipasi STIMI Handayani Denpasar kepada masyarakat sehingga masyarakat nantinya menyebut STIMI Handayani masih eksis. Jadi, itu untuk meningkatkan trust atau kepercayaan masyarakat terhadap STIMI Handayani,” sebutnya.

Melalui kegiatan tersebut, STIMI Handayani Denpasar berharap dapat meningkatkan iklim berusaha di masyarakat. “Karena disana khan membuka 30 stand. Itu artinya kita juga ikut berperan aktif untuk meningkatkan usaha dari UMKM. Sebagai Tri Dharma Perguruan Tinggi, yakni pengabdian masyarakat melalui hal itu,” bebernya.

Hal tersebut dikarenakan UMKM banyak menyerap tenaga kerja, adanya motivasi untuk berwirausaha. Jadi, gunakan itu sebagai momen untuk meningkatkan peranan STIMI Handayani. Sementara, STIMI Handayani Denpasar inkubator bisnisnya berasal dari mata kuliah yang sudah ada, yakni Kewirausahaan.

“Di STIMI Handayani itu khan ada dua hal pokok, yang ingin dicapai oleh mahasiswa, yang pertama adalah aspek manajerial, kemampuan untuk memimpin bisnis. Kemudian, yang kedua adalah Wira Usaha, pengembangan wira usaha  melalui materi-materi yang diberikan. Salah satunya melalui tugas akhir sekarang banyak pilihan. Bisa skripsi dan magang kerja,” terang Prof Udiyana.

Melalui magang kerja inilah, disebutkan untuk mengantisipasi adanya gap antara kebutuhan dunia usaha dengan hasil yang dicapai oleh mahasiswa. “Supaya tidak ada gap, tamat tidak tahu apa-apa. Jadi, itu tidak siap. Bukan berarti kami Perguruan Tinggi menghasilkan pengangguran, tentunya tidak. Salah satunya sekarang itu adalah bagaimana dukungan sistem informasi untuk meningkatkan daya saing dari mahasiswa,” sebutnya.

STIMI Handayani lebih banyak memberikan materi kuliahnya berupa praktek, seperti Studi Kelayakan Bisnis, Pengantar Akuntansi, Sistem Informasi Manajemen serta Studi Kasus, yang prakteknya berkisar 60 persen.

“Mudah-mudahan STIMI Handayani Denpasar terus meningkat. Bagaimana buat studi kelayakan untuk membuka usaha baru, keuangan umpamanya. Bagaimana membuat laporan keuangan. Jadi, itu intinya, mata kuliah kami itu adalah lebih banyak offline, praktek ke lapangan,” pungkas Prof Udiyana.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Yayasan Pendidikan Handayani Denpasar, Dr. Ida Bagus Radendra Suastama, S.H.M.H., menegaskan bahwa tidak ada sistem perpeloncoan bagi mahasiswa baru di STIMI Handayani Denpasar. Menurutnya perpeloncoan tersebut secara konseptual maupun secara filosofisnya sebenarnya tidak ada gunanya.

“Kita kan lembaga pendidikan yang yang kita kembangkan itu kan sebetulnya inteligensia, kemudian kecerdasan multi dimensi, bukan kekuatan fisik atau mungkin bahkan ya kadang-kadang di beberapa perguruan tinggi lain yang seperti kedinasan dan sebagainya, itu kan sangat keras fisiknya, bahkan sampai ada yang fatal, sampai menimbulkan kematian dan sebagainya. Nanti sebentar lagi juga dari LLDIKTI mungkin akan menambahkan, menegaskan regulasinya seperti apa. Jadi kita sudah tegaskan tidak ada sama sekali perploncoan yang secara fisik, yang tidak relevan sama sekali dengan pendidikan,” papar Radendra.

Ditambahkan bahwa pelaksanaan PKKMB di STIMI Handayani Denpasar lebih menanamkan kebangsaan seperti kebanggaan sebagai warga negara Indonesia dan mencegah kekerasan seksual di kampus. “Jadi itu menjadi tema kita pada saat ini PKKMB, diikuti oleh kurang lebih 150, jadi karena kebetulan kemarin 140an, moving dia sedang bergerak. Pendaftaran masih kita buka, jadi katakanlah 150 an yang saya bisa estimasi ya. Mudah-mudahan itu. Tapi yang ikut PKKMB hari ini ada yang beberapa di luar kota masih, tapi tidak masalah bagi kita itu nanti bisa kita laksanakan semacam PKKMB susulan,” beber Radendra.

Intinya pada PKKMB STIMI Handayani Denpasar saat ini, para mahasiswa baru akan lebih banyak menerima daripada mendengar. Artinya mereka menjadi learner atau pembelajar. “Dosen itu kan fungsinya sebetulnya bukan saja cekokin materi, tetapi kita memotivasi mereka untuk mencari ilmu sendiri. Itu sebetulnya kalau menurut hemat kami. Sehingga dosen pun kalau zaman sekarang sering kalah ilmu. Anak-anak lebih pintar. Di youtube, di internet mereka jauh lebih aktif. Kitanya sendiri kalau nggak cepat, kita akan ketinggalan,” kata Radendra.

Dia mengatakan lebih lanjut bahwa dilihat dari filosofinya PKKMB adalah mengenalkan sistem bagaimana mahasiswa mengisi KRS, bagaimana mahasiswa mengikuti studi-studi yang karakteristiknya berbeda dengan sekolah menengah serta yang paling penting adalah menjadikan mahasiswa-mahasiswa STIMI Handayani Denpasar siap terjun di dunia kerja.

“Ini juga menjadi keluhan dari Kementerian kemarin, Kementerian juga bilang, salah satu isu yang tadi juga dari Kementeriah adalah bahwa banyak sarjana tidak siap pakai. Memang kita tidak vokasi, memang kita akademik, tetapi kan setidak-tidaknya akademiknya jangan cuma teori tok tapi enggak siap pakai. Nah vokasi memang sedang di tonjolkan, tetapi kita tetap akademik karena kita mengembangkan ilmu. Jadi kita harus siapkan mereka lebih siap pakai,” pungkasnya.

Sementara itu Ketut Wenten selaku Analis Pelaksanaan Akademik dan Kemahasiswaan LLDikti Wilayah VIII mengapresiasi pelaksanaan PKKMB di STIMI Handayani Denpasar ini. “Tidak boleh ada perploncoan. Sudah bagus di STIMI Handayan Denpasar. Terima kasih tidak ada perploncoan,” katanya.

Selain itu tema yang diangkat yakni “Membangun Jiwa Kebangsaan dan Mencegah Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi” juga dinilai sangat relevan dimana kekerasan seksual menjadi salah satu dosa di pendidikan tinggi, selain dua dosa lainnya yakni perundungan dan intoleransi. “Kita juga tekankan anti narkoba dan pendidikan anti korupsi.

Komitmen PPKS (Pencegahan dan Penangan Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi) yang ditunjukkan STIMI Handayani sejalan dengan spirit Permendikbudristek Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi.

“Perguruan tinggi wajib melaksanakan kalau tidak ada sanksi kelas seperti penurunan akreditasi dan penghentian bantuan keuangan. Semua perguruan tinggi swasta di bawah LLDikti VIII juga harus buat satgas untuk pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di perguruan tinggi,” ungkap Wenten. (wid)