London (Metrobali.com)

Petenis nomor 236 dunia dari Spanyol Guillermo Olaso dilarang tampil selama lima tahun dan dikenai hukuman denda 25.000 dolar AS, Senin, setelah didakwa bersalah melakukan pengaturan pertandingan.

Petenis berusia 25 tahun dari Bilbao itu, yang bermain dalam turnamen papan bawah level Challenger serta sirkuit Futures, mendapat tuduhan tiga kali melakukan kesalahan oleh semacam badan antikorupsi tenis (Uniform Tennis Anti-Corruption Program = UTACP).

Juru bicara Tennis Integrity Unit (TIU) mengatakan, semua kejadian yang menimpa pemain itu terjadi pada 2010.

“Pada laga terakhir selama 18 bulan dari lima tahun terakhir ini disangsikan keabsahannya dan pemain itu masuk dalam pendidikan dan program rehabilitasi anti-korupsi serta didenda 25.000 dolar,” kata juru bicara TIU.

“Hukuman lima tahun itu berlaku segera, berarti Olaso tidak dapat ikut serta dalam semua turnamen atau kompetisi yang diadakan badan tenis profesional, sejak pernyataan hukukan ini dikeluarkan,” katanya.

Olaso meraih 10 gelar dalam turnamen Tur Futures tetapi baru tiga kali bermain dalam turnamen Tur ATP.

Hadiah uang yang diperolehnya dalam karir selama delapan tahun ini di bawah 250.000 dolar AS.

Olaso merupakan petenis terakhir yang mendapat sanksi dari badan anti-korupsi olahraga.

Pada September, remaja Italia, Claudia Coppola, petenis nomor 869 dunia pada kategori putri, dilarang tampil enam bulan dan didenda 4.000 dolar karena tuduhan mengatur pertandingan.

Pada Juni, petenis Belanda Yannick Ebbinghaus dihukum enam bulan karena berjudi secara ilegal dan beberapa hari sebelumnya petenis Rusia Sergei Krotiuk dihukum tidak boleh bertanding seumur hidup.

Krotiuk merupakan atlet ketiga dalam dua tahun yang mendapat hukukan seumur hidup karena terlibat dalam kasus pengaturan pertandingan, setelah sebelumnya petenis Serbia David Savic dan pemain dari Austria Daniel Koellerer, yang sempat berada di urutan ke-55 peringkat dunia. (Ant/AFP)