Kabid Kesenian dan Perfilman Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ida Ayu Masyeni

Kabid Kesenian dan Perfilman Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ida Ayu Masyeni

Denpasar, (Metrobali.com)-

Persiapan event tahunan yang dinanti masyarakat Bali yakni Pentas Kesenian Bali (PKB) ke 38 hampir 70 persen rampung. Dengan tema “Karang Awak”, yang artinya mencintai tanah kelahiran, PKB dipastikan digelar mulai tanggal 11 Juni hingga 9 Mei 2016 di Art Center, Denpasar.

Kepastian waktu serta persiapan menjelang event tersebut disampaikan oleh Kabid Kesenian dan Perfilman Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Ida Ayu Masyeni. Menurutnya, hampir 70 persen, pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan. Mulai dari melakukan pembinaan di kabupaten/kota, untuk bisa tampil di PKB, hingga kini sudah masuk pra pleno PKB.

“Khusus undangan kita sudah scedule tinggal disebarkan saja, kita juga sudah audiensi ke sekertariat negara, mohon waktu pak Presiden Jokowi untuk melepas pawai dan membuka PKB mereka juga sudah konfirmasi dan kemungkinan besar beliau hadir,” ungkapnya ditemui di Denpasar, Jumat (29/4).

Seperti diketahui, pada tahun sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) absen hadir melepas pawai dan membuka PKB ke 37 lantaran bersamaan waktunya dengan event internasional di Nusa Dua. Namun, menurut Masyeni, dari konfirmasi yang dilayangkan sekertariat negara mengisyaratkan jika Jokowi bakal hadir melepas pawai dan membuka PKB ke 38.

Meski PKB masih menjadi daya tarik untuk masyarakat lokal dan asing menikmati suguhan kesenian tradisional Bali. Di event tahun ini justru di bagian jumlah kepesertaan menurun, khususnya untuk peserta dari luar daerah Bali. Hal ini lantaran bersamaan dengan datangnya bulan Ramadhan bagi umat muslim.

“Kita kan hormati juga, biasanya peserta dari luar daerah banyak kita pernah hampir 30 provinsi ikut berpartisipasi di PKB, 24 juga pernah tapi sekarang baru 10 yang daftar untuk luar daerah,” ujarnya.

Kendala selain bersamaan dengan Ramadhan, untuk peserta luar negeri biasanya karena faktor teknis yaitu pendanaan. Bali pernah melakukan MoU dengan provinsi Jeju, Korea Selatan namun entah mengapa mentok dan kini harus dimantapkan lagi.

“Biasanya karena faktor sponsorship ya, mereka susah mendapatkan, bukan karena daya pikat PKB itu menurun, justru dari segi tema tiap tahun kita meningkat, tapi ya karena Ramadhan, yang luar daerah kan kebanyakan muslim, di Bali lagi musim panas, dehidrasi mereka kadang sudah daftar tapi senimannya yang gak ada,” imbuhnya.

Hingga kini, lanjut Masyeni, baru sekitar 14 partisipan khusus untuk pawai yang sudah fix. Yaitu dari 9 kabupaten, Kampus ISI sebagai pembuka, kemudian marching band dari Universitas Udayana sebagai penutup, 2 provinsi dari luar Bali dan 1 dari luar negeri yaitu Prancis.

Yang berbeda untuk PKB tahun ini menurutnya, setiap pawai pasti mencirikan khas daerahnya masing-masing namun harus sesuai tema. Dan untuk lima materi yaitu pawai, pagelaran, pameran, sarasehan, dan lomba harus mengacu pada tema Karang Awak.

“Kelima itu harus diimplementasikan dalam tema itu jangan menyimpang, perbedaannya mungkin tahun ini tidak ada display, but all display keluar langsung beraktivitas, untuk mengurangi kekroditan,” pungkasnya.SIA-MB