Buleleng, (Metrobali.com)

Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI yang diperingati setiap tahun menjadi momentum untuk melakukan evaluasi. Khususnya evaluasi pembangunan di Kabupaten Buleleng.

Hal itu disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Ketut Lihadnyana saat ditemui usai bertindak sebagai inspektur upacara dalam Peringatan Detik-Detik Proklamasi Kabupaten Buleleng di Lapangan Ngurah Rai Singaraja, Kamis (17/8).

Lihadnyana menjelaskan setiap peringatan HUT itu menjadi sebuah momentum untuk perbaikan dan evaluasi di segala bidang. Selama ini, masyarakat sudah merasakan pembangunan yang telah dijalankan oleh pemerintah. Dari semua itu, dalam proses evaluasi masih ditemukan kendala untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Kendala dan masalah itulah dijadikan sebagai bahan evaluasi.

“Tentunya masih banyak yang harus dilakukan dalam mengisi kemerdekaan ini. Evaluasi dan koreksi terus dilakukan. Sehingga, di peringatan HUT berikutnya Indonesia bisa relatif lebih maju dari sebelumnya,” jelasnya.

Khusus di Buleleng, kualitas sumber daya manusia (SDM) dan indeks pembangunan manusia (IPM) memang setiap tahun meningkat. Saat ini pun sedang dalam tren peningkatan. Untuk selanjutnya di masa yang akan datang harus ditingkatkan. Sementara, ukuran dari kesejahteraan masyarakat adalah penurunan pengangguran, kemiskinan menurun, dan jurang pembeda antara kaya miskin dipersempit. Indikator itulah yang dijadikan pedoman untuk melakukan evaluasi.

“Keberpihakan pemerintah harus untuk golongan yang kurang beruntung itu. Sehingga pemerataan pembangunan, pendapatan dan ekonomi bisa kita wujudkan kedepan. Langkah nyatanya dengan program kegiatan yang benar-benar menyentuh masyarakat yang membutuhkan dan program kegiatan itu dapat memacu serta mengakselerasi dari tujuan pembangunan itu yaitu kesejahteraan masyarakat,” ujar Lihadnyana.

Lihadnyana menambahkan Buleleng memiliki potensi yang sangat besar. Seperti di bidang musik dan seni. Untuk bidang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Buleleng juga memiliki potensi yang sangat besar dengan 62 ribu pelaku. Kalau itu dikelola dengan baik sebagai sebuah karya maka Buleleng itu tidak hanya bertumbuh ekonominya namun memiliki ketangguhan ekonomi.

“Ketangguhan ekonomi dalam kondisi apapun Buleleng itu bisa bertahan. Dengan mendorong UMKM dan potensi yang dimiliki, saya yakin Buleleng itu kuat ekonominya,” imbuh dia. (dra)