Mangupura (Metrobali.com) –

Ketua DPRD Kabupaten Badung Putu Parwata diundang menjadi Narasumber Seminar Nasional Tujuh Karakter yang diselenggarakan Universitas Dhayana Pura atau Undhira Bali di Aula E Universitas Dhyana Pura, Jalan Raya Padangluwih, Tegaljaya Dalung, Kabupaten Badung, Rabu, 31 Mei 2023.

Selain memperingati Hari Lahir Pancasila yang jatuh pada 1 Juni 2023, Seminar Nasional ini dilakukan untuk mengimplementasikan nilai-nilai Tujuh Karakter kepada mahasiswa sebagai ciri khas dan keunggulan Universitas Dhyana Pura atau Undhira Bali, lantaran Undhira Bali sebagai lembaga pembelajaran Karakter, Konseling dan Chaplaincy di Bali.

Untuk itu, Seminar Nasional menghadirkan dua Narasumber berkompeten di bidangnya, yakni Ketua DPRD Kabupaten Badung Putu Parwata serta Sekretaris Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kementerian Koordinator Bidang PMK RI Iwan Eka Setiawan, dengan mengambil tema “Peranan Generasi Muda dalam Membangun Peradaban Bangsa Berkarakter Pancasila” dan “Peran Pancasila dalam Organisasi Politik Menuju Suksesi 2024”. Bahkan, Rektor Universitas Dhyana Pura Bali I Gusti Bagus Rai Utama bertindak selaku Opening Speech yang dimoderatori oleh Dosen Universitas Dhayana Pura Bali Dermawan Wawuru.

Dalam pemaparannya, Putu Parwata mengungkapkan pihaknya diundang sebagai Narasumber di Universitas Dhyana Pura atau Undhira Bali, serangkaian Hari Lahirnya Pancasila 1 Juni 2023.

“Kami memberikan apresiasi kepada Undhira Bali, bahwa semangat dan spirit yang dibangun oleh kampus ini bersama anak-anak itu tidak melupakan Founding Father dan ideologi Pancasila,” terangnya.

Oleh karena itu, hal tersebut harus digerakkan, yang ternyata pihak Undhira Bali sangat semangat untuk memahami dan mengamalkan arti Pancasila.

Oleh karena itu, pihaknya sangat senang sekali bisa memberikan masukan-masukan dan materi penguatan terkait Pancasila, agar para mahasiswa mempunyai karakter tersendiri didalam membangun jati dirinya sendiri yang berkarakter Pancasila.

“Bagaimana dia membangun karakternya untuk bangsa ini dan bisa memberikan sesuatu yang lain daripada lainnya tentang nilai-nilai yang tinggi terhadap saudara-saudaranya untuk membangun. Inilah yang kami tegaskan bahwa hanya Pancasila yang bisa mempersatukan kita dan saling menghargai,” paparnya.

Oleh karena itu, lanjutnya keberagaman dan kebersamaan serta diversity yang harus dibangun, sehingga bangsa ini menjadi bangsa yang kuat dan betul-betul dihargai oleh bangsa-bangsa lainnya.

Lebih jauh, Putu Parwata meminta mahasiswa Undhira Bali untuk menggali potensi bersama-sama dengan seluruh mahasiswa yang ada di Indonesia ini. Diharapkan, mahasiswa untuk bersatu bersama-sama dan saling menghargai sehingga, mereka hidup damai, rukun dan betul-betul bisa memberikan suatu pedoman, yang selanjutnya nilai-nilai Pancasila digetok tularkan kepada generasi-generasi yang akan datang.

“Kami dorong supaya diskusi Pancasila ini terus dikumandangkan dan menjadi satu ideologi yang kuat untuk pembangunan karakter bangsa Indonesia ini,” tandasnya.

Sementara itu, Rektor Universitas Dhyana Pura Bali, I Gusti Bagus Rai Utama mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para Narasumber, yakni Ketua DPRD Kabupaten Badung Dr. Drs. Putu Parwata, M.K., MM., dan Ir. Iwan Eka Setiawan, M.Sc., selaku Sekretaris Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementarian Koordinator Bidang PMK-RI.

Dalam sambutannya, Rai Utama menyebutkan ada lima Variabel Majunya sebuah Negara yang berperan dalam terbentuknya tatanan bernegara, berbangsa dan bertanah air yang kondusif dan harmonis mengutip pendapat Ali Arianti, Iran.

“Kelima variabel tersebut meliputi Para Pemimpin (Menata negara dengan bijaksana), Ilmuan/Teknokrat (Setia Kebenaran), lalu Orang Kaya (memiliki entrepreneurship) dan Ahli Agama (menyejukkan jiwa pengikutnya)
serta Rakyatnya yang disiplin dan pekerja keras. Dari lima pemeran tersebut di atas terpusat dalam satu hal, yakni Mentaliti,” rincinya.

Dilansir dari Effectiviology, inilah beberapa ciri orang yang memiliki mental buruk yang menyebabkan sebuah bangsa menjadi sulit untuk maju, mental tersebut disebut mental kepiting diantaranya meremehkan pencapaian orang lain, selalu ingin menang sendiri dan menghancurkan kepercayaan diri orang lain.

Menurutnya, pada saat orang lain mulai memperlihatkan kepercayaan dirinya, si mental kepiting tidak menyukai itu dan akan berusaha menjatuhkan kepercayaan diri orang lain. Ada saja hal yang dikritik dan dicela.

“Itulah tiga ciri orang bermental kepiting. Apakah anda pernah merasakannya? atau mungkinkah anda sendiri yang tidak ingin melihat teman and lebih sukses daripada anda? Jangan sampai anda terjerat crab mentality,” tegasnya.

Menurut beberapa kajian ilmiah, lanjutnya, faktor Sumber Daya Manusia atau SDM sebagai pemegang peranan penting dalam terbentuknya negara atau bangsa yang maju.

Sementara, menurut Prediksi McKensei, Indonesia akan mengalami bonus demografi yang sering disebut generasi emas pada tahun 2045. Bonus demografi tersebut akan benar-benar terjadi, jika Apik atau disebut Adaftif, Profesional, Inovatif, Kreatif.

Dipaparkan, Adaptif artinya selalu ada peluang karena anda yang membuat peluang, lalu Profesional berarti berpengetahuan/knowledge, terampil/skills, berperilaku baik dan attitude atau jujur. Sementara, Inovatif artinya selalu berpikir dan mencari cara baru serta Kreatif artinya membuat atau menciptakan.

“Para generasi muda, mari segera bangun diri anda. Kuliah karakter hari ini sangat relevan dengan persoalan yang sedang kita hadapi saat ini dan mungkin untuk masa depan kita. Selamat mengikuti kuliah karakter ini, semoga ilmu, pengetahuan, dan pengalaman para narasumber dapat menjadikan kita lebih berkarakter Pancasilais. Jangan biarkan orang-orang baik berjuang seorang diri, jangan menjadi passive silent majority, dukunglah para calon legislatif yang baik, jangan golput,” pungkasnya.

 

Pewarta : Hidayat