Bayu Krisnamurthi

Jakarta (Metrobali.com)-

Perhimpunan Ekonomi Pertanian (Perhepi) mengingatkan pemerintah bahwa untuk mencapai target swasembada pangan maka pertumbuhan produksi beras harus ditingkatkan menjadi empat persen per tahun.

Ketua Perhepi Bayu Krisnamurthi di Jakarta, Senin (29/12) mengatakan, dalam 20 tahun terakhir pertumbuhan produksi beras nasional hanya mencapai dua persen per tahun, sedangkan permintaannya meningkat lebih tinggi.

Sementara itu Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan Indonesia mencapai swasembada beras dalam tiga tahun ke depan.

“Target Pak Jokowi tadi bisa dicapai kalau pertumbuhan produksi bisa dobel per tahun dari dua persen menjadi empat persen,” katanya dalam Seminar Nasional ‘Membangun Sistem dan Program Strategis Kedaulatan Pangan’ di Gedung Perum Bulog.

Menurut dia, produksi beras harus terus ditingkatkan karena setiap tahun permintaan terhadap komoditas pangan tersebut semakin bertambah yang dipicu pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah.

Ia mencontohkan di sejumlah kota kecil seperti Kabupaten Banyuwangi, Jember, Cilacap ekonominya mengalami pertumbuhan yang pesat dan hal itu mendorong permintaan terhadap beras ikut naik.

Mantan Wakil Menteri Pertanian itu menyatakan, produksi padi di 2014 mencapai 70 juta ton gabah kering giling (GKG) yang jika dikonversikan ke dalam bentuk beras kira-kira sekitar 39 juta ton, sedangkan kebutuhan saat ini sudah mencapai 40 juta ton lebih.

Untuk itu, lanjutnya, pertumbuhan konsumsi beras juga harus dijaga sekitar empat persen guna mengimbangi produksi nasional.

Selain produksi, untuk mencapai ketahanan pangan, Bayu menambahkan aspek lain seperti distribusi yang meliputi sistem pengiriman dan perdagangan juga perlu diperhatikan selain tentu saja adalah konsumsi.

“Kalau kebijakan yang komprohensif bisa menjangkau itu semua, maka itu (swasembada pangan) bisa tercapai,” katanya.

Sementara itu Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir menyatakan, untuk mencapai swasembada pangan yang ditargetkan dalam tiga tahun mendatang maka salah satu upaya yang harus dilakukan pemerintah yakni meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari 100 menjadi 200 bahkan 300.

Dengan demikian, tambahnya, akan terjadi peningkatan luas panen dan peningkatan produksi tanaman.

Menurut dia, jika hal itu dapat dilaksanakan selama tiga tahun berturut-turut maka akan ada tambahan 300 ribu ha jika IP nya dapat meningkat menjadi 300 sehingga luas panen akan bertambah.

“Dalam rangka menaikkan indeks pertanaman diperlukan percepatan tanam dengan bantuan alsintan (alat mesin pertanian) dan mengurangi kehilangan hasil dengan cara membantu mesin panen dan pasca panen,” katanya. AN-MB