Data grafis perkembangan Covid-19 di Bali, Jumat (19/6).

Denpasar, (Metrobali.com)-

 

Dengan tingginya kasus terpapar hari ini (19/6) untuk Bali yakni 81 orang, rangking 5 secara nasional, satu tingkat di atas Jateng  tantangan mendesak untuk Bali adalah penegakan lebih ketat protokol kesehatan di wilayah-wilaya berisiko tinggi seperti  pasar tradisional, antara lain dengan cara pembatasan jumlah pengunjung, kalau ada tanda-tanda akan terjadi risiko krumunan.

 

Hal itu dikatakan pengamat sosial dan ekonomi I Gede Sudibya, Sabtu (20/6) nenanggapi lonjakan tinggi positif Covid-19 di Bali.

 

Selain pembatasan jumlah kerumunan , juga perlu dilakukan pemetaan lokasi ” berisiko “oleh perusahaan pengelola pasar,  dan tindak lanjutnya. Misalnya, penyemprotan disinfektan di lokasi-lokasi tertentu, menataan ulang lapak jualan, untuk amannya penjualan.

 

Menurut Sudibya Gugus Tugas Penanganan dan Penanggulan Covid-19 Provinsi Bali, Kota dan Kabupaten perlu membuat curve pandemi dengan data akurat dan up to date, serta perhitungan rasio penularan per kabupaten dan kota. “Kemudian hasilnya disosialidasikan ke masyarakat dan sebagai dasar penentuan New Normal,” kata Sudibya putra Tajun, Buleleng ini.

 

Ia juga menyarankan agar dilakukan test PCL dengan uji petik terukur, di setiap kabupaten, kecamatan dan kemudian desa, dan berikan prioritas ke wilayah yang berisiko lebih tinggi.

 

Dan yang paling penting, kata dia adalah sempurnakan  laporan naratif, kualitatif, berdasarkan fakta yang elah lewat ( post factum ), ditambahi laporan analisis, kuantitatif, dan proyeksi, yang memuat pragram ke depan ( hitungan: hari dan minggu ), dan support yang diharapkan dari masyarakat.

 

Editor : Hana Sutiawati