ilustrasi semen

Jakarta (Metrobali.com)-

Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bakal terus memantau ketersediaan kebutuhan material dan peralatan konstruksi guna mengantisipasi peningkatan pembangunan infrastruktur di berbagai daerah.

“Terkait pemenuhan kebutuhan material dan peralatan konstruksi, pemerintah akan terus memantau ketersediaannya di pasar,” kata Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Kemenpupera Hediyanto W Husaini dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (24/1).

Kepala Badan Pembinaan Konstruksi memaparkan, beberapa material yang dipantau ketersediaannya tersebut antara lain semen dan aspal.

Khusus untuk aspal, ujar dia, saat ini sedang didorong penggunaan aspal Buton sebagai substitusi aspal hingga sebesar 132,5 juta ton,yang dapat digunakan untuk menutupi kebutuhan aspal impor.

Ia mengingatkan bahwa pemenuhan kebutuhan alat berat yang diprediksi meningkat tajam seiring peningkatan pembangunan infrastruktur, sehingga pemerintah bekerjasama dengan asosiasi dan penyedia alat berat akan terus berkoordinasi untuk bisa memenuhi kebutuhan tersebut.

Selain itu, lanjutnya, sedang diupayakan suatu sistem informasi yang menyediakan data dan informasi kebutuhan dan ketersediaan teknologi, material, dan peralatan.

Sedangkan terkait dengan material semen, PT Semen Indonesia Tbk menargetkan volume penjualan tahun 2015 dapat meningkat sekitar enam persen-tujuh persen menyusul kebijakan pemerintah yang menurunkan harga semen kantong yang diproduksi BUMN sebesar Rp3.000 per sak.

“Diharapkan penurunan harga semen bisa meningkatkan permintaan di tengah komitmen pemerintah yang akan menggenjot pembangunan infrastruktur di Tanah Air,” kata Direktur Utama Semen Indonesia Suparni usai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) di Jakarta, Jumat (23/1).

Ia mengharapkan dengan penurunan harga jual semen tidak menyurutkan permintaan konsumsi saat musim hujan yang biasanya cenderung melambat. Dengan demikian, situasi itu tidak memengaruhi kinerja neraca keuangan perseroan pada tahun ini.

Sementara itu, rencana ekspansi PT Semen Indonesia di Myanmar yang direncanakan selesai pada kuartal IV 2014 masih belum terlaksana karena BUMN itu masih mencari skema terbaik untuk beroperasi di sana.

“Kami masih butuh waktu untuk masuk di sana, Myanmar baru membuka diri untuk investor asing, pelan-pelan kita akan mendapatkan partner di sana,” kata Dirut PT Semen Indonesia.

Ia mengatakan selain Myanmar kemungkinan PT. Semen Indonesia untuk melakukan ekspansi ke luar negeri di Vietnam, Laos dan Kamboja karena di negara tersebut memiliki sumber daya alam yang banyak, situasi investasi yang baik dan permintaan yang baik sehingga cocok untuk mengembangkan bisnis di tempat tersebut. AN-MB