Rachmat Gobel

Jakarta (Metrobali.com)-

Pemerintah mendorong peningkatan penyerapan karet alam, khususnya dalam negeri, karena harga komoditas andalan Indonesia tersebut terus mengalami penurunan hingga menyentuh level 1,50 dolar Amerika Serikat per kilogram.

“Idealnya penyerapan 50-50, bisa dipergunakan untuk memaksimalkan penggunaan dalam negeri karena ada kebutuhan yang besar,” kata Manteri Perdagangan Rachmat Gobel di Jakarta, Kamis (8/1).

Dia mengharapkan penyerapan 50 persen untuk kebutuhan dalam negeri dan sisanya untuk ekspor tersebut, tercapai dalam waktu lima tahun ke depan.

Menurut Rachmat, rencana pemerintah untuk mendorong penyerapan karet alam dalam negeri tersebut karena ada kebutuhan yang cukup besar, khususnya untuk pembangunan infrastruktur.

“Sementara karet itu termasuk salah satu bahan baku yang digunakan untuk pembangunan jalan, pelabuhan, dan perumahan. Dan seharusnya bisa memanfaatkan proyek-proyek pemerintah untuk penggunaan karet dalam membangun infrastruktur,” kata Rachmat.

Sementara Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Rusdan Dalimuthe menyatakan pihaknya telah menyiapkan beberapa skenario untuk pemerintah, baik untuk ekspor maupun konsumsi dalam negeri.

“Ada tiga skenario yang disiapkan, jadi ekspor sebanyak 82 persen, 80 persen, dan 75 persen dari total produksi pada 2015 sebanyak 3,2 juta ton,” katanya.

Rusdan menjelaskan jika pemerintah memutuskan untuk mengekspor karet alam pada 2015 sebesar 82 persen dari total produksi maka kurang lebih 2,6 juta ton yang akan diekspor, sedangkan jika ekspor 80 persen atau 2,56 juta ton.

“Sementara jika 75 persen maka yang diekspor 2,58 juta ton, sementara sisanya untuk kebutuhan dalam negeri. Rata-rata alokasi untuk pasar dalam negeri kurang lebih 400 ribu ton, dan jika menggunakan skenario tersebut maka angkanya akan mengikuti,” katanya.

Rusdan mengatakan saat ini pemerintah masih akan terus membicarakan terkait dengan skenario apa saja yang akan diambil untuk meningkatkan penyerapan karet dalam negeri, khususnya karet yang dipergunakan untuk pembangunan infrastruktur.

“Kita mendukung industri dalam negeri, ke depannya ekspor akan berkurang yang berarti permintaan dalam negeri meningkat,” ujar Rusdan. AN-MB 

activate javascript