Palestina teruskan penyelidikan kematian Arafat

Warga Palestina membawa poster bergambarkan mantan pemimpin Palestina almarhum Yasser Arafat saat menggelar aksi peringatan sembilan tahun kematiannya di dekat Gerbang Damaskus, Kota Tua Yerusalem. (REUTERS/Ammar Awad)
Ramallah (Metrobali.com)-
Komisi penyelidikan Palestina tetap meneruskan misi penyelidikan atas kematian presiden Palestina Yasser Arafat, kata komisi itu pada Rabu (22/7).

Keputusan komisi tersebut disampaikan dalam pernyataan pers resmi yang dikirim melalui surel setelah Jaksa Agung Prancis pada Rabu pagi memutuskan untuk menutup fail mengenai penyelidikan penyebab kematian Arafat.

“Komisi tersebut pada waktu lalu dan saat ini masih melaksanakan pekerjaan profesional murninya dalam proses penyelidikan, baik tindakan hukum atau penyelidikan lain yang diadakan atau dilakukan di negara lain,” kata pernyataan itu, seperti laporan Xinhua.

Komisi penyelidikan tersebut juga mengatakan misinya dilaksanakan sejalan dengan hukum berdasarkan jurisdiksi Palestina, serta hanya akan berjalan pada arah itu dan “takkan pernah berhenti sampai kebenaran dapat dicapai”.

Pada Rabu pagi, Jaksa Agung Prancis memutuskan untuk menutup fail mengenai penyelidikan kematian Arafat dan tidak akan menindaklanjuti penyelidikan apa pun.

Komisi Palestina tersebut menyatakan komisi menuntut bantuan para ahli dari beberapa negara untuk mengetahui faksi atau petunjuk yang berkaitan dengan penyebab kematian Arafat.

Pada Desember 2013, komisi Rusia dan Swiss yang menyelidikii kematian Arafat mengatakan dalam laporan terpisah bahwa Arafat tampaknya diracuni dengan radioaktif polonium-210. Namun, temuan itu tidak secara meyakinkan menyatakan bahwa keracuan adalah penyebab akhir hidup Arafat pada usia 75 tahun.

Pada saat itu, Tawfiq At-Tirrawi, pemimpin komisi tersebut, menuduh Israel sebagai tersangka utama dan satu-satunya. Pernyataan itu dikeluarkan setelah laporan media Prancis bahwa para ahli Prancis mengesampingkan pendapat bahwa Arafat diracuni hingga meninggal.

Arafat meninggal di satu rumah sakit Prancis di dekat Paris, tempat ia menerima perawatan selama dua pekan setelah jatuh sakit di markasnya yang dikepung Israel di Tepi Barat Sungai Jordan pada November 2014.

Pada 2012, para ahli Swis, Rusia dan Prancis menggali kuburan dan mengeluarkan jenazah Arafat dan mengambil sampel dari jenazahnya untuk penyelidikan lebih lanjut. AN-MB