Ketua Tim Pemenangan Mantra-Kerta Provinsi Bali Gede Ngurah Wididana

Buleleng, (Metrobali.com)-

Dari  sembilan kabupaten/kota se Bali, untuk Kabupaten Buleleng perjuangannya cukup berat dan penuh tantangan serta rintangan untuk memenangkan pasangan calon (Paslon) Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta).  ” Namun demikian, kami tetap optimis memenangkannya di Buleleng, kendatipun dengan selisih yang tipis. Karena pemilih di Buleleng cerdas sama dengan pemilih lainnya diluar Buleleng” tandas Ketua Tim Pemenangan Mantra-Kerta Provinsi Bali Gede Ngurah Wididana yang dikenal dengan sebutan Pak Oles ini, pada Rabu (7/3) di Singaraja.

Dikatakan, Koalisi Rakyat Bali (KRB) tampaknya terus bergerak mencari simpati warga masyarakat pemilih pada Pilgub Bali 27 Juni 2018 mendatang, untuk memenangkan pasangan calon (Paslon) Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta). Tanpa harus melakukan pencitraan dengan pola show of power mengarahkan massa sebanyak-banyaknya saat melakukan sosialisasi.
Dari sekian pergerakan simpati yang selama ini dilakukannya, pola pergerakan dengan menyasar pemilih (suara) mengambangpun menjadi perhatian yang sangat serius. Mengingat  jumlah dari warga yang masih memiliki suara mengambang (belum menentukan pilihan) ini, sangatlah signifikan yakni sebanyak 34 persen.
”Jumlah pemilih yang belum menentukan sikap ini, masih terlalu tinggi sebanyak 34 persen. Mereka itu mayoritas berasal dari kalangan generasi muda (pemilih pemula) maupun warga yang disibukkan oleh pekerjaannya” ucap Pak Oles.
Iapun mengatakan dengan cara blusukan atau door to door merupakan pola yang sangat efektive untuk merangkul jumlah suara yang masih mengambang. ”Generasi muda dan warga yang sibuk dengan pekerjaannya itu patut kita hargai dan kita rangkul” ujar Oles. ”Malahan orang meboya ini juga patut kita apresiasi dan diberikan pemahaman serta diberikan informasi yang baik dan benar” imbuhnya.
Lebih lanjut pengusaha obat-obatan ini mengatakan tim pemenangan KRB maupun relawan Mantra-Kerta sudah tidak ada istilah untuk membuang-buang waktu lagi. Artinya terus bergerak dan bergerak dengan simpatik menyasar kepada masyarakat pemilih secara terprogram, terstruktur dan sistematis tanpa melakukan pelanggaran dengan mematuhi ketentuan yang berlaku di KPU, baik itu dengan pola bergerilya maupun door to door. ”Astungkare, selama ini pola yang kami terapkan itu telah berjalan dengan baik” ungkap Oles.
Disinggung tentang hasil survey hingga saat ini, dengan tegas Oles mengatakan tingkat elektabilitas setiap paslon terus bergerak tergantung isu yang ada. Sehingga tim pemenangan KRB maupun tim relawan tidak boleh lengah hingga Tanggal 27 Juni 2018. ”Kami terus bergerak ke tengah-tengah masyarakat hingga dihelatnya Pilgub Bali 27 Juni 2018 mendatang” ujarnya lagi. GS-MB