saleh partaonan

Jakarta (Metrobali.com)-

Pengurus tiga Ormas Kepemudaan menilai putra asal Riau yang kini menjabat Sekretaris Menpora, Alfitra Salamm, layak menjabat Menteri Olahraga pada kabinet mendatang.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay di Jakarta, Selasa (23/9), memberikan apresiasi tinggi terhadap usulan Mendagri tahun 1998-1999 Syarwan Hamid agar Presiden dan Wapres terpilih, Jokowi-JK, mengakomodasi beberapa tokoh muda Riau untuk masuk dalam kabinet mendatang.

Menurut dia, sah-sah saja usulan tersebut sepanjang tokoh muda terbaik dari Riau yang diusulkan itu profesional untuk memenuhi keterwakilan putra terbaik daerah.

“Saya apresiasi usulan Pak Syarwan untuk memenuhi kuota keterwakilan, tapi tidak melenceng dari visi-misi kabinet yang profesional,” ujar Daulay.

Menurut dia, dibandingkan nama-nama lain yang pernah muncul di media massa, putra daerah asal Riau bernama Alfitra Salamm, lebih layak untuk menduduki posisi Menpora. Pengalamannya selama lima tahun di Kemepora sebagai Deputi I bidang Pemberdayaan Pemuda dan Sesmenpora menjadikan mantan pengamat LIPI itu punya kapasitas dan kapabilitas memadai dan paling mengatahui program berkelanjutan di Kemenpora selama ini.

Daulay mengaku secara pribadi mengenal sosok Alfitra Salamm yang saat ini juga menjadi Ketua Persatuan Masyarakat Riau Jakarta (PMRJ). Selain dikenal komunikatif dengan berbagai kalangan, Alfitra juga memiliki visi progresif dan tak perlu diragukan lagi pengalamannya di bidang ilmu pengetahuan.

“Saya kira lima tahun di Kemenpora cukup untuk belajar dan kapasitasnya dianggap pasti mengetahui perkembangan olahraga dan pemuda di Indonesia. Jadi dibandingkan nama-nama lain yang muncul sebagai Menpora, nama Alfitra masih memiliki kelebihan untuk dipertimbangkan oleh Jokowi-JK sebagai Menpora,” katanya.

Menurut Daulay, kabinet pemerintahan Jokowi-JK dibutuhkan pejabat profesional yang memahami revolusi mental di bidang pemuda dan olahraga. Jokowi-JK juga perlu seorang menteri yang terbiasa berkomunikasi dengan legislator Senayan, memudahkannya untuk “membumikan” atau melakukan revolusi mental program-program kepemudaan dan olahraga secara cepat.

“Jokowi-JK pasti membutuhkan orang-orang yang mengerti parlemen dan menjadi fasilitator kepentingan pemerintah di bidang pemuda dan olahraga, baik dari legislator Koalisi Merah Putih (KMP) maupun koalisi Jokowi-JK. Alfitra juga telah mengetahui suasana kerja pejabat untuk urusan pemuda dan olahraga di lingkungan Kemenpora. Hal ini yang tidak dimiliki oleh kandidat lain yang muncul di media massa,” ujarnya.

Relevan  Penilaian serupa juga datang Ketua Presidium GMNI Twedy Noviadi Ginting dan Ketua HMI dan Muhammad Arief Rosyid Hasan.

Menurut Rosid dari ‘track record’ selama menjabat sebagai Deputi dan Sesmenpora terbilang baik, sangat relevan dengan kriteria pemerintahan Jokowi-JK berdasarkan profesional, integritas, bekerja dan keterwakilan politik dan regional.  “Alfitra menguasai bidang pemuda dan olahraga, karena sudah lama di Kemenpora. Jadi relevan dengan semangat distribusi pembangunan. Silahkan diterjemahkan secara spesifik, kalau itu menjadi parameter atau pertimbangan,” ujar Rosid.

Rosid mengaku sudah lama mengetahui rekam jejak Alfitra Salamm dan sebagai sesama alumni HMI menjalin komunikasi secara intensif. “Posisinya sebagai Sesmenpora sudah memahami masalah kepemudaan dan olahraga. Mungkin itu profesionalisme yang dimaksud Jokowi,” katanya.

Hal yang sama dinyatakan oleh Twedy. Mesipun untuk menjadi menteri menjadi hak prerogatif presiden, dia menilai perjalanan karir Alfitra Salaam selama di Deputi dan Sesmenpora terbilang bagus.

“Alfitra Salamm menguasai bidang pemuda dan olahraga karena sudah lama di Kemenpora. Semoga saja masuk dalam radar Jokowi-JK bersama beberapa kandidat lain,” katanya.

Putra Riau  Dukungan serupa datang dari Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Maswadi Rauf yang mengatakan putra daerah asli Riau hingga saat ini tidak pernah menduduki kursi kabinet selama satu periode penuh.

Sejak kabinet Pembangunan Orde Baru hingga Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II, baru nama Syarwan Hamid yang menjadi pembantu presiden sebagai Mendagri.

“Baru nama Syarwan Hamid (menjadi menteri), itu pun hanya sementara sebagai kabinet transisi pada era reformasi. Jadi masih langka orang Riau menjadi menteri, karena belum ada yang sampai lima tahun penuh,” kata Maswadi Rauf.  Disinggung nama yang layak masuk dalam formasi kabinet Jokowi-JK, Maswadi menyebut nama Alfitra Salamm. Posisinya saat ini menjadi Sesmenpora dianggap layak menduduki jabatan Menpora.

“Pengalaman dan kepangkatannya di Kemenpora sebagai orang nomor dua, dengan sendirinya apa salahnya, menjadi orang nomor satu,” ujarnya.

Ketua Umum Dewan Pengurus Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau Al Azhar mengatakan bahwa saat ini masyarakat Riau menunggu janji Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla yang akan menempatkan salah satu putra terbaik Riau masuk dalam jajaran kabinet pemerintahan Jokowi-JK.

Posisi menteri bagi putra Riau mengemuka pernyataan Jusuf Kalla waktu itu berkunjung ke rumah Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR sekaligus budayawan Melayu H Tenas Effendy pada Senin (7/6/2014).  “Kita sekarang hanya menuggu saja janji itu, apakah masih ingat. Jika tidak ingat, ya bagi orang Riau Pak JK memulai langkahnya dengan ingkar janji,” ujar Al Azhar. AN-MB