Medan, (Metrobali.com)

Rencana pengembangan Angkutan Barang/Penumpang Berbasis Rel di Kawasan Industri Medan dan pelabuhan di Medan menjadi sebagai sarana transportasi untuk mendukung logistik bagi kegiatan perekonomian dan bisnis.

“Hal ini tentu mendorong peluang investasi yang menggiurkan pada sektor logistik maupun angkutan penumpang khususnya pada bidang usaha kereta api yang terkoneksi dengan pelabuhan dan perkotaan”, papar Cris Kuntadi, Staf Ahli Menteri Bidang Logistik, Multimoda, dan Keselamatan Perhubungan sekaligus menjadi pimpinan rapat dan keynote speaker pada acara FGD dengan tema Optimalisasi Pekeretaapian di Sumatera Utara pada Kamis, 12 November 2020.

Pada tahun 2020 Balai Teknik Perkeretaapian Sumatera Utara terus melakukan pengembangan jalur kereta api, salah satunya yaitu pembangunan rel kereta api dari Rantau Prapat menuju Kota Pinang yang terbangun 33 km yang seharusnya 50 km masih dilakukan pembangunannya, pembangunan rel kereta api saat ini sampai stasiun Pondok S2 yang berlokasikan di daerah tengah perkebunan, ujar Iskandar selaku Kasi Lalu Lintas, Sarana dan Keselamatan.

Bandar Tinggi sampai Kuala Tanjung serta pelabuhan sudah memiliki rel kereta api dan tinggal koordinasikan ke PT.KAI termasuk KEK Sei Mangkei dan Pelindo I terkait pola pengoperasian angkutan barang maupun penumpang. Namun, kereta ke Kuala Tanjung juga dilakukan opsi dari Rantau Prapat untuk dapat mengangkut Crude Palm Oil (CPO) dan barang logistik yang lainnya, opsi ini juga bertujuan mengurangi truk yang menggunakan jalan raya dapat beralih ke kereta api dalam mengangkut barang.

Proses bongkar muat yang berada di stasiun Rantau Prapat juga ingin dipindahkan ke Stasiun Aek Nabara dikarenakan dekat dengan PKS dan tidak terlalu rame penduduk, akan tetapi fasilitas yang ada di Aek Nabara harus memiliki tangki timbun supaya menjadi lebih menarik untuk mengedrop dan kereta api hanya tinggal membawa barang, ujarnya.

Kuala Tanjung sudah beroperasi 1,5 tahun lalu, walaupun trafficnya tidak begitu bagus tapi selalu ada penigkatan, Kuala Tanjung juga sebagai logistik and supply chain yang ada hubungannya dengan PT. Kawasan Industri Medan, ujar Prasetyo selaku Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis Pelindo I.

Rencana untuk kedepannya hub logistik akan dibuka fulfillment center seluas 5hektar seperti amazon nanti di drop di Kuala Tanjung lalu dari Kuala Tanjung didistribusikan ke lokasi- lokasi yang diinginkan.

Rantau Prapat banyak sekali potensi-potensinya, maka dari itu angkutan yang paling efektif yaitu adalah kereta api dan harus dilakukan pengembangan jalur kereta api Kuala Tanjung dari Medan ke Selatan untuk jalurnya. Harapan kami dengan adanya pengembangan jalur kereta api PT. Semen Padang bisa melewati Kuala Tanjung dan Belawan. Kenapa demikian, karena selama ini Semen Padang masih menggunakan kapal ke Lhokseumawe baru bisa ke Belawan.
Belawan juga bisa menjadi destinasi wisata bahari untuk bisa dikembangkan seperti hutan mangrove, cruise dan marina di belawan. Industri yang di KEK Sei Mangkei itu customer good dan yang di Kuala Tanjung bisnis yang berhubungan dengan pelabuhan seperti Chair Palm Oil, Supply Chain dan lain-lain, maka dari itu harapan kami pengembangan jalur kereta api ini sangat dibutuhkan untuk mendukung logistik bagi kegiatan perekonomian dan bisnis, ujar Prasetyo.

Infastruktur-infrastruktur yang ada di Medan berkembang sangat cepat dan tidak kalah dengan industri di Pulau Jawa. Selat Malaka ada kanal KRA yang membuka pintu investasi di Sumatera Utara akan meningkatkan hub ke Kuala Tanjung lebih cepat. Semua ini membutuhkan layanan pelabuhan. Membawa logistik ke Medan ke Kuala Tanjung (investor india), maka dari itu dibutuhkan jalur kereta api yang memudahkan menurunkan cost khususnya angkutan, ujar Jeffry Sirait selaku Manager Sales & Marketing PT.KIM.

Kawasan Industri Medan memiliki jumlah pegawai 75.000 rb dan memiliki lahan 10rb hektar bisa dimanfaatkan untuk dibuka jalur kereta api penumpang dan kami juga berharap di Kawasan Indonesia Medan memiliki dry port ,ujarnya.

Rasanya akan sangat fisible karena jaraknya di atas 60km Sei Mangke sampai Kuala Tanjung, fisibility kereta api itu dari volume kalo volumenya kecil jadi gak fisible serta stimulus dari pemerintah untuk mempermurah angkutan kereta api. “Stimulus apa yang harus diberikan yaitu Stimulus biaya untuk relaksasi tentang TAC dan BBM”, hal ini yang dimiliki oleh truk, beliau juga mencontohkan di luar negeri TAC itu nilainya sampai 0. Truk kan ga perlu bayar jalan raya, tapi kereta harus bayar saat gunakan rel, ujar Didiek Hartantyo selaku Direktur Utama PT.KAI

Menginisiasi yang tadinya belum ada menjadi ada harus benar-benar mewujudkannya. PPN juga harus dihilangkan. Kita ingin menerapkan ODOL tapi disatu sisi ada keberpihakan, kereta api paling efektif dan truk menang dibanding kereta ada hal-hal lain.

Jika pemkot atau Pemprov Medan ingin tata kelola transportasi kereta api yang bagus akan kami dukung tapi harus diisi, tahun ini kereta akan listrik. Menteri Perhubungan juga akan investasi LAA tahun depan di Malang. Kalau medan mau harus efisiensi dan listrik itu tidak ada polusi, dan elektrifikasi harus agresif, ujarnya.

Angkutan kereta api banyak sekali regulasinya apalagi sekarang sudah ada omnibus law karena perundang-undangan sangat mendukung justifikasi memilih kereta api itulah paling efisien dari sisi regulasi. Walaupun rencana induk perkeretapian jangan lari dari situ. Senjata realisasi ini dengan UU Omnibus Law jangan menjadi penghambat. Jika dalam rangka memudahkan investasi, iklim sangat kondusif saat ini. Dari segi peraturan perundang-undangan sangat kondusif tapi road map perlu untuk menyamakan visi serta kita bisa menggunakan UU Omnibus Law sebagai upaya mewujudkan investasi di bidang kereta api, ujar Agustinus Selaku Kabid Perkeretaapian dan Pengembangan Sumatera Utara.

Progres Kuala Tanjung saat ini yaitu tahap pembebasan lahan, tentu hal ini tidak lepas dari mengembangkan kawasan Kuala Tanjung antara kawasan dan pelabuhan sudah dibanding jadi 1. Coverage areanya jadi 3.400 Ha. Pengadaan lahan di sana bisa dilaksanakan B2B, proses B2B siapa yang mau dia yang melaksanakan dan tahap pelaksanaan pengadan lahan oleh BPN, ujar Budi Setiadi selaku SPV Operation dan Technic PT.Prima Pengembangan Kawasan Pelindo I.

Badan usaha yang menyelenggarakan perkeretaapian umum jika tidak ada, maka bisa menugaskan badan usaha yang dibentuk untuk melaksanakan itu. Kita bisa meminta PT KAI untuk melakukan itu yang sesuai pasal 175 terjadi pada KCIC yaitu peran pemerintah itu opsi terakhir (Rencana Induk Pelalawan), ujar GatotSubyargo selaku Kasubdit BKPM bidang Jasa Pendidikan, Kesehatan, Ketenagakerjaan dan Jasa Lainnya.

Investasi di kereta itu sangat menarik dan simple dibanding moda lain, karena bisa mengajukan sendiri tanpa menggunakan APBN. Siapapun bisa membangun tanpa harus APBN atau APBD yaitu sesuai Pasal 138/2015 Tanpa lelang (penunjukkan langsung).

Pembangunan jalur kereta api di Sumatera Utara yaitu ada 2 fokus pembangunan di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional yaitu di daerah Danau Toba dan Sei Mangke, Kereta api belum jalan dari Sei Mangke ke Kuala Tanjung dan kereta ini hanya sampai depan pelabuhan dan ke double handling harus pakai truk lagi dikarenakan belum sampai depan kapal baru sampai depan pelabuhan, ujar Handhi Perencana Pratama Transportasi Bappenas.
Sumatera Utara juga bisa memaksimalkan rel eksisting untuk Commuter serta Integrasi ke Danau Toba ke arah Siantar, kami juga membangun terminal Tanjung Pinggir tujuannya untuk supporting ke Danau Toba, ujarnya.
Dengan diadakan FGD ini Staf Ahli Menteri Bidang Logistik, Multimoda, dan Keselamatan Perhubungan selaku pimpinan rapat dan keynote speaker berharap pembangunan jalur kereta api baru mendorong peluang investasi yang menggiurkan pada sektor logistik maupun angkutan penumpang khususnya pada bidang usaha kereta api yang terkoneksi dengan pelabuhan dan perkotaan dan hal ini perlu peran maksimal stakeholders yang terkait baik dari Walikota Medan, Direktur Jenderal Kereta Api, Direktur Transportasi Bappenas, PT.Prima Pengembangan Kawasan Pelindo I, Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM, PT.KAI, PT.Pelindo I, PT.Kawasan Industri Medan, Balai Teknik Perkeretaapian Sumut, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara dan stakeholders yang lainnya untuk bersama sama bersinergi dalam pengembangan jalur kereta api yang berada di Sumatera Utara serta bukan hanya membangun infrastruktur namun keselamatan harus terjamin terutama pada perlintasan sebidang maupun perlintasan liar. Pada satu sisi masyarakat membutuhkan akses jalan yang cepat, tetapi disisi lain perlintasan sebidang bisa menjadi sumber terjadinya kecelakaan.

Sumber : Staf Ahli Menteri Bidang Logistik, Multimoda dan keselamatan Perhubungan