Nanding Bagia
Mangupura (Metrobali.com)-
Serangkaian Karya Piodalan Pedudusan Agung, Mepeselang, Medasar Tawur Balik Sumpah Utama di Pura Penataran Agung Pucak Mangu Tinggan, pada anggara kliwon kulantir, Selasa (28/10) kemarin, dilaksanakan upacara ngingsah dan nanding bagia. Upacara tersebut dihadiri langsung Penglingsir Puri Ageng Mengwi Anak Agung Gde Agung selaku Pengerajeg Karya, Sekretaris Daerah Kabupaten Badung Komyang R. Swandika beserta para pejabat dilingkungan Pemkab Badung.
Upacara ngingsah dan nanding bagia mempunyai makna bahwa setiap yadnya harus dilandasi olehyasa kerti (ketulusan) yang disimbulkan dengan nanding bagia. Bagia ini sebagai simbul mempersatukan unsur alam baik laut dan gunung bertemu di daratan sehingga menciptakan keharmonian, kemakmuran serta kesejahteraan alam sesemasta beserta isinya.
            Terkait karya piodalan di Pura Penataran Agung Pucak Mangu, telah diawali dengan matur piuning pada (1/10) lalu. Setelah nanding bagia akan dilanjutkan dudonan mepepada pekelem dan memben pekelem (29/10), pada (30/10) mendak ring tegal suci, melasti ke Seseh, lunga ke Pura Sada Kapal dan Pura Taman Ayun. Pada (31/10) ida bhatara lunga ke Pura Giri Kusuma Blahkiuh, Pura Bukit Sari Sangeh, Pura Desa Carangsari, Pura Penataran Sekar Mukti Pangsan dan ke Pura Penataran Pucak Tedung.
Sementara pada (1/11) ida bhatara lunga ke Pura Gegelang Nungnung, Pura Penataran Bukian, Pura Desa Pelaga dan kembali ke Pura Penataran Agung Pucak Mangu. Pada (2/11) mepepada tawur , memben tawur, melaspas bagya, pulekerti dan pring. Pada (3/11) dilaksanakan Tawur Balik Sumpah Utama dan Pedanan. Sementara Puncak Karya pada saniscara umanis tolu (8/11). Pada puncak karya dilaksanakan upacara munggah ke pucak, upacara ring pesiraman dan Pucak Mangu, siangnya dilakukan pemendak, upacara piodalan, mepeselang dan mepasaran. Setelah puncak karya, ida bhatara akan nyejer selama 11 hari dan penyineban, Rsi Bojana pada (17/11) nanti. RED-MB