siswa dipukul guru
Buleleng (Metrobali.com)-
Siswa Kelas VII SMPN 3 Banjar, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng yang bernama Made Gilang Ari Permana (13) yang bertempat tinggal di Dusun Munduk, Desa Anturan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng mengaku telah dipukul oleh Guru Olah Raganya yang bernama Made Jayadi pada Rabu (24/2) sekitar pukul 16.00 Wita. Tak pelak dengan pengakuannya ini, spontan saja orang tuanya yang bernama Made Astika menjadi berang dan pada Kamis (25/2) siang bersama anaknya itu mendatangi sekolah dan mempertanyakan duduk persoalan, sehingga anaknya dipukul oleh gurunya. Ayah dan anak itu diterima langsung oleh Kepala Sekolah SMPN 3 Banjar, Made Subawa dan guru olah raga, Made Jayadi yang diduga telah melakukan pemukulan.
Dalam pertemuan antara orang tua murid dengan pihak sekolah itu, terjadi berbantahan sejenak. Pasalnya guru olah raga yang diduga melakukan pemukulan dengan tegas mangkir atas apa yang telah dilakukannya.”Saya saat itu hanya memperingatkannya saja sambil memegang kepalanya. Mengingat model rambut anak didik saya itu tidak sesuai dengan peraturan sekolah” terang Made Jayadi.
Lebih lanjut ia mengatakan disadari bahwa anak-anak sekarang kalau cukur rambut sesuai dengan aktris idolanya.”Saya menginginkan anak didik disekolah ini, terbiasa mengikuti peraturan yang ada” ujar Made Jayadi.”Sedangkan anak yang saya tegur itu, rambut bagian bawah dicukur tipis dan bagian atas ada jambulnya. Karena saya meilihat model rambut seperti itu, lantas saya memanggilnya dan meminta agar rambutnya dicukur lagi” tandasnya.
Sementara itu Kepala Sekolah SMPN 3 Banjar, Made Subawa menimpalinya dan mengatakan tidak ada tindak kekerasan yang dilakukan oleh guru dan murid. Terbukti tidak ada tanda kekerasan di kepala Made Gilang Ari Permana” ujarnya.
Menurut Made Subawa, kalau dipukul mestinya ada bekasnya. Misalnya memar atau luka, nyatanya tidak ada apa-apa di kepalanya. Namun demikian, pihaknya akan melakukan pembinaan kepada siswa dan guru, agar peristiwa serupa tidak terulang lagi.”Kami atas nama sekolah memohon maaf dalam hal ini terutama kepada pihak orangtua siswa” tandas Made Subawa.
Sementara itu orang tua murid, Made Astika mengungkapkan kronologis peristiwa sesuai dengan pengakuan anaknya itu. Sebelum kejadian pemukulan sekitar pukul 16.00 Wita, anaknya itu sedang berkumpul bersama teman-temannya. Karena ruang kelas sedang dibersihkan oleh siswa yang piket. Selanjutnya datang Guru Olahraga yang juga sebagai staf pembinaan siswa dan memanggil Made Gilang Ari Permana. Alasan memanggil anaknya itu, karena dilihat potongan rambutnya berbeda dan sangat mencolok perbedaannya.”Karena dipanggil, anak saya menghampiri guru olah raganya itu. Guru itu langsung memukul dan menjambak rambut anak saya itu” ucap Made Astika mengutip laporan anaknya itu. “Mendapat perlakuan seperti itu, anak saya pulang sesuai dengan jam kepulangan sekolah. Tiba dirumah, anak saya itu langsung menangis dan mengatakan habis dipukul dan dijambak oleh gurunya gara-gara cukuran rambut” tuturnya lagi
Menurut Made Astika diera sekarang ini tidak diperkenankan seorang guru memukul anak didik. Setidaknya menegurnya secara baik-baik.”Saya sendiri tidak suka rambut anak saya itu panjang. Kalau memang anak saya berambut tidak sesuai dengan aturan sektika olah, yaa, diberitahu baik-baik dan janganlah memukul dan menjambak. Profesi guru kan sangat mulia sebagai seorang pendidik yang digugu dan ditiru. Lakukan pembinaan yang sifatnya lebih mendidik”  tandas Made Astika. GS-MB