Buleleng, (Metrobali.com)-
Merebaknya wabah penyakit pada ternak babi yang diakibatkan Virus ASF di sebagian besar kecamatan yang ada di Kabupaten Buleleng, membuat DPRD Kabupaten Buleleng menjadi tergugah. Sehingga melalui Komisi II DPRD Buleleng mengundang Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng untuk mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada, Senin (2/3). Hal ini dilakukan guna menyusun langkah-langkah penanganan dan pencegahan lebih lanjut. Mengingat salah satu peternakan babi di Kecamatan Kubutambahan, didalam penanganan bangkai babi sebagai akibat dari virus tersebut tidak tertangani dengan baik. Sehingga menimbulkan komplain dari sejumlah warga sekitar yang terganggu dengan bau yang ditimbulkan oleh bangkai babi tersebut.”Berkaitan dengan banyaknya babi yang mati disalah satu peternakan yang ada di Desa Bila, sangat menyayangkan ketidak sigapan pihak internal perusahaan. Khususnya dalam penanganan bangkai babi. Sehingga menjadikan Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng turun langsung dengan menggunakan alat berat untuk mengubur bangkai-bangkai babi tersebut.” ucap tegas Ketua Komisi II DPRD Buleleng Putu Mangku Budiasa,SH,MH.
Menurutnya hal ini tentu tidak bisa diterima karena perusahaan tersebut mengabaikan hal-hal yang bersifat prinsip berkaitan dengan safety, penanganan, dan pengelolaan perusahaan.”Kami mendesak dinas terkait untuk memberikan teguran keras pada pihak perusahaan, sehingga ke depan tidak terjadi lagi hal-hal seperti ini. Kalau hal ini terus berlanjut, dan teguran tjdak diindahkan, maka pihak terkait agar mencabut izin operasional terhadap perusahaan tersebut.” tegasnya lagi.
Lebih lanjut Mangku Budiasa mengatakan langkah-langkah yang ditempuh untuk mengantisipasi merebaknya wabah penyakit babi ini, diminta agar pihak Dinas Pertanian untuk melakukan sosialisasi di semua kecamatan yang ada di Buleleng.”Sebagai salah satu upaya antisipasi penyebaran virus ini agar dapat di mimimalisir yang berdampak pada kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat itu sendiri. Maka kami di dewan tentu akan mensuport anggaran terhadap hal-hal yang bersifat isidentil.” jelasnya.
Menyikapi hal ini, Kepala Bagian Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, I Made Suparma, S.Pt didampingi Kepala Seksi Kesehatan Hewan drh. IGB Oka Yadnya mengatakan pihaknya sudah memberikan teguran dari segi teknis kesehatan hewan kepada perusahaan tersebut bahkan Dinas Pertanian sudah membantu membuat lubang untk mengubur bangkai babi sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat sekitar yang mengeluhkan bau busuk yang saat ini sudah tertangani.
Menurutnya kematian babi secara sporadis ini terjadi di hampir seluruh wilayah Kabupaten Buleleng kecuali kecamatan Sukasada dan Kecamatan Busungbiu belum ada laporan.”Kami masih menunggu hasil Laboratorium terhadap sejumlah kasus kematian babi yang ada di Kabupaten Buleleng. Apakah disebabkan oleh virus ASF ataukah bukan, sehingga kami dapat mengambil langkah-langkah yang lebih tepat.” Ucapnya.
Iapun mengatakan pihaknya sudah mendistribusikan sekitar 960 Liter inspektan ke sejumlah wilayah untuk mencegah merebaknya wabah penyakit babi ini. Dan memberikan himbauan pada masyarakat untuk menjaga kesehatan ternaknya dan berkoordinasi dengan PPL di wilayahnya masing-masing.” Pungkas Made Suparma. GS