Ilustrasi-Gantung Diri
Buleleng, (Metrobali.com)-
Nengah Budiksa (40) bertempat tinggal di Banjar Dinas Pendem, Desa Alasangker, Kecamatan/Kabupaten Buleleng pada Senin (2/4) sekitar pukul 05.00 Wita diketahui oleh istrinya  Ketut Redini (38) menggantung dirinya di plafon dapur menggunakan selendang warna putih kuning.Diduga masih bernapas, sang istri mencoba memberikan pertolongan dengan membawa korban ke rumah sakit Kerta Usadha Singaraja. Namun dari pemeriksaan petugas medis rumah sakit, korban dinyatakan meninggal dunia.
Kronologis peristiwa, berawal dari istri korban Ketut Redini sekitar pukul 05.00 Wita tidak melihat korban ditempat tidur. Selanjutnya sang istri mengecek ke dapur yang terletak di belakang rumah. Betapa terlejutnya dia, setelah melihat suaminya dalam keadaan tergantung di plafon dapur dengan menggunakan selendang warna putih kuning. Melihat hal ini, sang istri panik, lalu memanggil adik korban Kadek Sambe (27). Diduga belum meninggal, kemudian istri dan adik korban yang dibantu warga setempat menurunkan korban dan dilarikan ke RSU Kertha Usada singaraja. Sampai dirumah sakit, .korban diberikan pertolongan oleh perawat dan dokter namun korban dinyatakan meninggal dunia.
Menurut keterangan istri korban dan adik korban bahwa  korban tergantung di plapon dapur dengan menggunakan selendang warna putih kuning dengan menggunakan baju putih lengan pendek dan celana pendek warna coklat, dengan tali simpul jeratan di leher menghadap ke depan. Sedangakan  korban menghadap ke utara serta ukuran plapon dengan lantai dapur sekitar 2 meter. “Suami saya itu  menderita sakit ambayen yang menahun serta sekitar 2 bulan yang lalu pernah melakukan percobaan bunuh diri dengan menenggak racun hama tembakau” terangnya
Sang istri beserta pihak keluarga dalam hal ini, sudah mengiklaskan kematian korban serta di sampaikan oleh Kanit Reskrim Polsek Singaraja Iptu Suseno SH di hadapan kepala desa Alasangker serta pihak keluarga bahwa pihak keluraga untuk membuat surat pernyataan bahwa sudah mengiklaskan kematian korban di Mako Sektor Kota Singaraja.
Pewarta : Gus Sadarsana
Editor     : Hana Sutiawati