STMIK PRIMAKARA

Denpasar (Metrobali.com)-

Ekonomi digital saat ini menjadi salah satu kekuatan ekonomi yang menjanjikan prospek atau masa depan cerah. Tidak heran jika banyak generasi millenal yang mengasah kemampuannya menjadi wirausaha berbasis teknologi atau technopreneur. Namun khusus untuk di Bali, ekosistem technopreneur ini masih kalah pamor dengan industri pariwisata sehingga diperlukan penguatan eksosistem agar mampu mengakomodir dan menggarap potensi ekonomi digital di Bali terutama yang lahir dari kalangan mahasiswa.

“Yang paling penting saat ini adalah pembentukan dan penguatan ekosistem bagi berkembangnya technopreneur untuk menggarap potensi ekonomi digital yang begitu besar,” kata Ketua Yayasan  STMIK Primakara Made Artana usai acara kuliah umum dengan tema “Solusi Cerdas Menjadi Pengusaha di Zaman Now” di Kampus STMIK Primakara Denpasar, Rabu (712).

Artana menegaskan STMIK Primakara sebagai kampus technopreneur tentu sangat mendorong terciptanya penguatan ekosistem ekonomi digital di Bali. Terlebih potensi dan minat generasi muda Bali untuk menjadi technopreneur semakin tinggi buktinya banyak diantara mereka mendirikan start up atau usaha rintisan berbabasis teknologi sejak masih duduk di bangku kuliah.

Artana menganalogikan ekosistem technopreneur dalam ekonomi digital saat ini ibarat kolam. Agar ikannya tetap hidup maka air kolamnya harus tetap jernih. Artinya ekosistem untuk menciptakan technopreneur atau start up teknologi harus bagus dan dibentuk dengan baik melibatkan dukungan berbagai stakeholder. Untuk itu STMIK Primakara bergandengan tangan dengan HIPMI agar bisa memperkuat ekosistem ekonomi di Bali. “STMIK Primakara dan HIMPI akan bersinergi agar bagaimana mahasiswa yang ingin membangun bisnis dan menjadi technopreneur berada dalam ekosistem atau lingungan yang tepat yang membantu mereka agar bisa tumbuh,” pungkas Artana.

Dalam kuliah umum ini Ketua Umum BPP HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) Pusat Bahlil Lahadalia membuka wawasan bisnis mahasiswa dan membakar  semangat mereka untuk mulai membangun usaha termasuk menjadi technopreneur.  Ia juga mengapreasi keberadaan kampus STMIK Primakara yang mampu menjadi kampus technopreneur dengan konsisten mencetak enterpreneur atau wirausahawan muda di bidang teknologi. Selain itu STMIK Primakara menjadi salah satu kampus di Indonesia yang menjadi percontohan oleh pemerintah pusat dalam rangka membangun jiwa enterpreneurship atau kewirausahaan di kalangan mahasiswa.

Hal tersebut juga menjadi atensi HIMPI dengan menggalakkan program HIMPI Perguruan Tinggi sebagai upaya mendorong lebih banyak wirausaha muda lahir dari dunia kampus. “Salah satunya STMIK Primakara kami dorong semakin menguatkan positioning sebagai kampus technopreneur di Bali. Generasi muda di kampus harus mampu menciptakan lapangan pekerjaan,” ujarnya. WID-MB