Keterangan foto: KPU Jembrana, Jumat (30/8) menggelar rapat evaluasi pencalonan anggota DPRD Kabuaten Jembrana pada Pemilu tahun 2019/MB

Jembrana (Metrobali.com) –

KPU Jembrana, Jumat (30/8) menggelar rapat evaluasi pencalonan anggota DPRD Kabuaten Jembrana pada Pemilu tahun 2019. Rapat dengan mengundang pihak terkait peserta pemilu dilaksanakan disebuah hotel di Jalan Udayana, Kota Negara.

Dalam rapat tersebut sistem informasi pencalonan (Silon) yang digunakan KPU menjadi momok bagi partai politik (Parpol) peserta pemilu. Dengan berbagai masalah pada aplikasi berbasiskan internet ini KPU diminta untuk melakukan pembenahan.

Leason Oficcer (LO) Partai Berkarya, Made Wisnu mengatakan pihaknya harus begadang untuk menunggu proses Silon yang kerap lelet dan error. Sementara berkas calon yang akan didaftarkan sudah lengkap. “Selain rumit, Silon juga sering bermasalah. Ini tentu sangat menghambat” ujarnya.

Hal sama disampaikan LO PPP, Ahmad Ariadi. Lantaran kerap bermasalah ia harus mengulanginya sampai tiga hari padahal berkas pencalonanya lengkap. “Gara-gara Silon kami harus menunda mendaftar” ujarnya.

LO Partai Nasdem, Putu Hendi mengakui sistem Silon kerap lelet, namun juga memiliki sisi positif. Karena dengan sistem Silon, data yang dimiliki menjadi aman.

Silon juga menjadi sorotan Ketua Bawaslu Kabupaten Jembrana, Pande Made Ady Muliawan. Diakuinya Silon sangat baik, namun lantaran kerap bermasalah sehingga menjadi kendala bagi peserta pemilu. “Konsep dan tujuannya memang bagus. Tapi karena sering bermasalah, sehingga dibawah kelimpungan karena harus menunggu berjam-jam. Ini sebagai masukan mudah-mudahan kedepan bisa lebih baik” harap Pande.

Pande juga menyoroti regulasi yang sering berubah-ubah sehingga berpengaruh terhadap pengawasan. Juga keterkaitan dengan pergantian pengurusan. “Memang sah sah saja pergantian pengurus. Tapi jika tidak diantisipasi dengan regulasi juga menjadi masalah. Apalagi pergantianya (pengurus) mendekati masa berakhir tahapan” ungkapnya.

Demikian juga halnya dengan mekanisme verifikasi. Jika tidak ada perbaikan masalah akan kembali muncul dan munculnya pada last minute “Namanya masalah tentu kita telusuri. Tapi karena munculnya dilast minute tentu menjadi beban buat kami karena dalam penelusuran membutuhkan waktu” ungkapnya.

Sementara itu Ketua KPU Jembrana, Ketut Gede Tangkas Sudiantara mengatakan kegiatan tersebut memang bertujuan untuk mencari masukan. “Jadi apa yang disampaikan tadi itu menjadi masukan kami. Masukan ini nantinya akan kami sampaikan ke KPU Pusat untuk pemilu yang lebih baik lagi” ujarnya.

Kendala Silon bagi parpol menurutnya bukan disebabkan kurangnya sosialisasi dan kekurang pahaman parpol (LO), namun memang karena sistem pada Silon yang bermasalah. “Harus kita akui Silonnya yang bermasalah” pungkasnya.

Pewarta: Komang Tole
Editor: Hana Sutiawati