warung kopi

Jakarta (Metrobali.com)-

Koperasi Mitra Malabar Jakarta mendorong petani kopoi membuka usaha warung minuman untuk memanfaatkan nilai tambah produk dan meningkatkan kesejahteraan.

Usaha warung kopi ini suatu terobosan yang dapat menguntungkan petani kopi daripada sekadar menjual dal;am bentuk biji, kata General Manager Koperasi Mitra Malabar, Abdul Rochim di Jakarta, Selasa (14/10).

Ia menjelaskan, keuntungan dari warung, misalnya satu kilogram ‘greenbean’ atau biji kopi bisa untuk 100 gelas dan harga satu gelas kopi Rp15 ribu, sehingga menghasilkan Rp1,5 juta.

Usaha warung kopi ini tentu lebih menguntungkan dibanding petani menjual dalam bentuk mentah hanya Rp70 ribu per kilogram.

“Selama ini, produksi kopi petani terus menurun karena mereka menilai hasil penjualan kopi tidak memadai untuk meningkatkan kesejahteraan keluargaa,” ujarnya.

Ia mengatakan, produksi kopi lokal dari tahun ke tahun mengalami penurunan, misalnya, produksi kopi 2010 satu ton per hektare turun menjadi 800 kilogram pada 2011, dan pada 2014 bahkan menjadi 700 kilogram per hektare.

“Produksi kopi petani terus mengalami penurunan, sementara permintaan pasar nasional dan internasional terus mengalami peningkatan karena cita rasa kopi lokal yang berkualitas tinggi,” ujarnya.

Pihaknya terus berupaya untuk meningkatkan kembali animo petani melalui usaha kreatif agar nilai jual kopi ini semakin tinggi.

“Usaha warung kopi ini sangat berpotensi dikembangkan karena peminat kopi yang cukup tinggi,” ujarnya.

Selama ini, kata dia, pencinta kopi hanya disuguhi kopi sasetan impor yang berkualitas rendah.

“Saat ini, kopi sasetan impor cukup diminati masyarakat, karena ketersediaan dan minat petani untuk membuka usaha warung kopi kurang, sehingga mau tidak mau pecinta kopi terpaksa menikmati kopi sasetan, ” ujarnya. AN-MB