Slamet Soebjakto

Jakarta (Metrobali.com)-

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan target produksi budidaya perikanan pada 2015 yaitu 17,9 juta ton atau meningkat 23 persen dari 2014 untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta mencapai kemandirian pangan.

“Salah satu program yang akan digulirkan untuk mendorong usaha budidaya perikanan adalah Pengembangan Usaha Mina Mandiri (PUMM) Perikanan Budidaya 2015,” kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (22/5).

Menurut Slamet, program itu merupakan kelanjutan dari program Pengembangan Usaha Mina Pedesaaan (PUMP) periode 2011-2014.

Program itu, ujar dia, bertujuan untuk meningkatkan kapasitas usaha budidaya perikanan sehingga menjadi pembudidaya yang mandiri, sekaligus meningkatkan kesejahteraan para pembudidaya yang akan berimbas pada masyarakat di sekitarnya.

“Anggaran yang disiapkan untuk program PUMM ini adalah Rp100 miliar yang akan disalurkan kepada 1.295 kelompok pembudidaya ikan (POKDAKAN) di seluruh Indonesia,” katanya.

Slamet menambahkan bahwa besaran dana PUMM yang akan diserahkan kepada masing-masing Pokdakan adalah sebesar Rp60 juta, dan akan diberikan dalam bentuk barang jadi tidak lagi dalam bentuk uang seperti pada PUMP.

Perubahan mekanisme penyaluran PUMM tersebut adalah untuk memberikan pembelajaran bahwa bantuan tidak selalu diberikan dalam bentuk uang yang memiliki potensi untuk disalahgunakan dan meningkatkan kemandirian kelompok dalam mengelola bantuan.

Ia memaparkan mekanisme pada penyaluran PUMM 2015 ini memang mensyaratkan pokdakan untuk mengajukan proposal bantuan, lalu mengelola bantuan yang telah disetujui tersebut hingga dapat memberikan hasil yang diharapkan.

“Melalui mekanisme yang baru ini, pemanfaatan anggaran bantuan yang diberikan dapat dilakukan karena bantuan diberikan dalam beberapa termin, sesuai dengan kebutuhan pokdakan,” katanya.

Dengan demikian, Slamet mengutarakan harapannya agar bantuan tersebut bakal tepat sasaran dan tidak ada penyelewengan.

Dirjen Budidaya Perikanan mengharapkan program itu akan mampu meningkatkan kemandirian para pembudidaya, sehingga produknya memiliki daya saing dan berkelanjutan.

“Kemandiran akan mendorong berkembangnya usaha budidaya, dan berkelanjutan bukan berarti hanya dalam hal lingkungan tetapi juga berkelanjutan usahanya. Ini sesuai dengan tiga pilar pembangunan yaitu kedaulatan, kesejahteraan dan berkelanjutan. Untuk menuju perikanan budidaya yang mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan,” ungkap Slamet. AN-MB