Tabanan (Metrobali.com)-
Kecamatan Kerambitan dipercaya mewakili Tabanan dalam lomba penilaian gerakan sayang ibu dan bayi (GSI-B) tingkat Provinsi Bali tahun 2013. Penilaian yang dilakukan oleh tim penilai dari tim provinsi tersebut diharapkan mampu menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Demikian terungkap ketika Bupati Tabanan yang diwakili Kepala Dinas Kesehatan Tabanan dr. Nyoman Suratmika dan didampingi Ketua Tim
Penggerak PKK Kabupaten Tabanan Nyonya Rai Wahyuni Sanjaya menghadiri penilaian GSI-B di Wantilan Kantor Camat Kerambitan, Rabu (11/9).

Dipilihnya Kecamatan Kerambitan sebagai wakil Tabanan dalam lomba GSI-B, menurut Camat Kerambitan Gede Sukanada karena kerambitan

merupakan salah satu kecamatan penyangga kabupaten Tabanan yang memiliki 15 desa, 90 banjar dinas dan 93 banjar adat. Di mana sebagian besar penduduknya yang berada di bagian utara bermata pencaharian sebagai petani. Sementara bagian selatan lebih menonjolkan sisi budaya dan

pariwisata. “Melihat dari potensi yang ada, kami dari kecamatan selalu mengedepankan kegiatan yang bersentuhan langsung dengan pelayanan
publik, sehingga visi Serasi dapat terwujud,” ungkapnya.
Untuk menyukseskan kegiatan GSI-B, kecamatan telah bekerjasama dengan semua pihak terkait sesuai dengan wilayah pemetaan, seperti tenaga
kesehatan yang berasal dari puskesmas pembantu, posyandu hingga pos kesehatan desa (poskesdes). “Saya berharap melalui kegiatan ini mampu
meningkatkan kualitas hidup masyarakat sehingga mampu menurunkan angka kematian ibu dan bayi serta menggiatkan kembali fungsi kader kesehatan desa,” ujarnya.
Bupati Tabanan dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Kesehatan Tabanan dr. Nyoman Suratmika mengatakan banyak faktor yang
mempengaruhi tingginya angka kematian ibu, diantaranya faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal tersebut, diantaranya 3 T (3
terlambat), seperti terlambat dalam mengambil keputusan, terlambat mendapat pertolongan, dan terlambat sampai ditujuan. Serta 4 (terlalu), seperti terlalu muda untuk melangsungkan perkawinan, terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak kelahiran dan terlalu tua untuk
melahirkan. “Untuk menekan jumlah kematian ibu dan bayi harus dimulai dari keluarga yang merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Dengan keluarga yang sejahtera, maka akan muncul rasa aman dan damai di
segala bidang,” harapnya.

 Sementara Ketua Tim Penilai Provinsi Ni Luh Putu Praharsini mengatakan  penilaian lomba GSI-B dan pengelola bina keluarga balita merupakan
rangkaian dalam rangka menyambut hari ibu ke 85 tahun 2013. Menurutnya pembangunan sumber daya manusia harus dimulai sejak janin masih dalam kandungan. Dimana periode balita adalah periode paling kritis dalam menentukan kualitas SDM. “Lima tahun pertama kehidupan merupakan masa dimana pertumbuhan sel otak anak mencapai 85 persen yang menentukan sikap, nilai dan pola perilaku seseorang dikemudian hari,” paparnya. CAN-MB