Samarinda (Metrobali.com)-

Kementerian Pertanian melalui Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan pada 2015 membantu pengembangan sapi potong, integrasi sapi-tanaman, dan intensifikasi kawin alam, kepada tujuh kelompok tani (poktan) di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.

“Tujuh poktan ternak di Kabupaten Paser itu tersebar di dua kecamatan, yakni Kecamatan Long Ikis dan Kecamatan Long Kali,” ujar Kepala Bidang Pengembangan Kawasan dan Usaha Peternakan Dinas Peternakan Provinsi Kaltim, Yakob Pagendongan di Samarinda, Rabu (11/2).

Masing-masing kelompok tani ternak beranggotakan sekitar 20 orang. Sedangkan bantuan yang diberikan kisaran 24 ekor hingga 30 ekor per kelompok.

Masing-masing anggota kelompok akan menerima lima ekor sapi, baik untuk penggemukan berupa sapi potong, integrasi sapi-tanaman sawit, maupun untuk program intensifikasi kawin alam (inka).

Mengingat jumlah anggota yang lebih banyak ketimbang jumlah sapi yang dibantu, maka dalam satu kelompok tidak semua anggota yang mendapatkan bantuan sekaligus.

Namun demikian, anggota lain yang belum mendapat kesempatan menerima bantuan tidak perlu khawatir, karena program ini dilakukan secara bergilir, yakni sapi-sapi tersebut akan secara maraton diberikan kepada anggota lain dalam satu kelompok.

Misalnya untuk program integrasi sapi-sawit, bagi anggota kelompok yang telah menerima bantuan indukan, maka setelah induk sapi tersebut melahirkan dua kali, indukannya wajib diberikan kepada anggota lain yang belum menerima, begitu seterusnya.

Sedangkan untuk percepatan masa kebuntingan dan kelahiran sapi betina, maka menjadi tanggung jawab ketua kelompok bersama anggota untuk mengusahakannya, sehingga kelompok tersebut secara beruntun terus mendapat sapi indukan.

“Dulu anak sapi yang diberikan kepada anggota yang belum menerima, tapi sekarang dibalik, yakni indukannya yang diberikan secara bergilir. Hal ini dilakukan untuk menghindari penjualan sapi indukan oleh petani penerima bantuan,” kata Yakob.

Sementara untuk program penggemukan lanjut dia, masing-masing anggota dalam satu kelompok mendapat dua sapi jantan untuk digemukkan. Sedangkan lama penggemukan sapi berkisar 4-6 bulan, tergantung pada usia sapi saat dibeli.

Setelah sapi gemuk, kemudian dijual dengan harga pada kisaran  Rp10 juta hingga Rp15 juta per ekor, tergantung pada berat badan sapi dan jenis sapi. Untuk sapi jenis Brahman Cross biasanya lebih mahal.

Hasil keuntungan penjualan tersebut akan dibagi dua, yakni 70 persen untuk pemelihara atau pemilik, sedangkan sisanya yang 30 persen untuk kas kelompok.

Sedangkan modal yang sekitar Rp7,5 juta akan diserahkan kepada kelompok guna dibelikan sapi baru untuk penggemukan lagi. Sapi baru tersebut kemudian diserahkan kepada anggota yang belum menerima bantuan sebelumnya.

Pola seperti ini berjalan terus-menerus, sehingga semua anggota dalam satu kelompok terus mendapat bantuan sapi untuk untuk digemukkan secara bergantian. AN-MB