OLYMPUS DIGITAL CAMERA

Denpasar (Metrobali.com)-

Kegiatan ritual berskala besar yakni Betara Turun Kaben (BTK) di Pura Besakih, tempat suci umat Hindu terbesar di Bali akan berlangsung bertepatan dengan hari purnama kedasa pada hari Senin (14/4).

“Puluhan pendeta akan memimpin kegiatan ritual itu yang dihadiri ribuan umat dari seluruh Bali berlangsung selama 21 hari hingga 5 Mei 2014,” kata Bendesa Adat Besakih, I Wayan Gunatra, yang juga Ketua Panitia kegiatan ritual tersebut, Minggu (13/4)-.

Ia mengatakan, kegiatan tersebut diawali dengan “Nedunang Ida Betara” pada hari Jumat (11/4) yang dihadiri Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Wagub Bali Ketut Sudikerta dan segenap Kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali.

Menyusul “Melasti”, yakni prosesi penyucian pratime dan benda-benda yang disakralkan dari puluhan pura di kompleks Pura Besakih ke sumber air di Tegal Suci Yeh Sah Desa Rendang, sekitar lima kilometer selatan tempat suci Pura Besakih.

Kegiatan penyucian pratime itu telah dilakukan Sabtu (12/4) dengan melibatkan ribuan umat Hindu yang datang dari berbagai pelosok pedesaan di delapan kabupaten dan kota di Bali.

Umat yang mengenakan busana adat Bali, nominasi warna putih itu berjalan kaki diiringi alunan instrumen musik tradisional Bali “Gong Blaganjur” yang bertalu-talu menuju tempat permandian suci (beji) yang berjarak sekitar lima kilometer.

“Hari ini dilakukan ritual Mepepada, yakni menyucikan binatang kurban untuk kelengkapan ritual BTK,” ujar Wayan Gunatra.

Ia menambahkan, berbagai persiapan kegiatan ritual berskala besar itu telah dilakukan seara baik, dengan harapan semuanya dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

Kegiatan ritual Betara Turun Kaben secara berkesinambungan setiap tahun sekali di Pura Besakih bermakna untuk memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa agar dianugrahi keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan umat manusia serta terhindar dari musibah dan bencana alam.

Pura Besakih adalah tempat suci umat Hindu terbesar di Bali yang mempunyai arti penting bagi kehidupan keagamaan umat Hindu, yakni tempat beristananya para Dewa.

Pura Agung Besakih terletak di lereng kaki Gunung Agung pada ketinggian 3.142 meter di atas permukaan laut, berlokasi di wilayah Kabupaten Karangasem, terdiri atas beberapa kompleks pura menjadi satu-kesatuan tak terpisah satu sama lain.

Keunikan, kesakralan dan menawannya Pura Besakih selama ini tidak hanya dikagumi dan diakui umat Hindu di Tanah Air, namun juga menarik bagi wisatawan mancanegara.

Perhatian terhadap Pura Besakih dimulai sejak pemerintahan Raja Sri Udayana Warmadewa (tahun 1007), hingga pemerintahan raja-raja keturunan Sri Kresna Kepakisan (tahun 1444 dan 1454 Masehi). AN-MB