Buleleng (Metrobali.com)-

Silaturahmi Kapolres Buleleng AKBP Andrian Pramudianto, S.I.K, SH, M.Si dengan FKUB Kabupaten Buleleng, selain memperkenalkan diri selaku Kapolres Buleleng yang baru, juga mengajak kepada seluruh pemimpin Agama, agar tetap menjalin hubungan dengan saling menghargai satu sama lainnya. Serta menjaga solidaritas antar umat ber-Agama di Kabupaten Buleleng.

Iapun mengapresiasi terhadap kerukunan umat ber-Agama yang ada di Kabupaten Buleleng yang tergabung dalam satu wadah FKUB. Dimana tampak terlihat seluruh pengurusnya sangat akrab dalam pertemuan dengan Kapolres Buleleng pada Kamis, (19/8/2021) mulai Pukul 20.00 Wita hingga selesai di Jalan Udayana Singaraja.

Acara yang penuh dengan rasa kekeluargaan itu dihadiri, Ketua FKUB Kabupaten Buleleng yang juga selaku Ketua PHDI Kabupaten Buleleng, Ketua MDA Kabupaten Buleleng, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Buleleng yang merupakan Wakil FKUB Kabupaten Buleleng, Penasehat MUI Kabupaten Buleleng dan Anggota FKUB Kabupaten Buleleng ( Walubi, MUI, Gereja Paroki Santo Paulus, MPUK ).

Pada kesempatan tersebut, Kapolres Buleleng menyampaikan terhadap situasi pandemi covid-19, beberapa masyarakat yang terkonfirmasi covid 19 berasal dari klaster kegiatan keagamaan. Karena menghadirkan banyak masyarakat dan menimbulkan kerumunan. Sehingga diharapkan kepada seluruh pengurus dan pimpinan Agama yang ada di Kabupaten Buleleng untuk berpartisipasi mengajak seluruh umatnya mentaati Prokes covid-19 dengan ketat sesuai dengan Surat Edaran Gubernur Bali.

“Bilamana ada warga masyarakat yang terkonfirmasi covid-19 diharapkan kepada seluruh pimpinan Agama se-Kabupaten Buleleng untuk berperan aktif mengajak warga yang terkonfirmasi melaksanakan Isoter. Karena penanganan ditempat Isoter disediakan tim medis, serta selama ini yang terkonfiramsi covid 19 di tempat isoter hampir semuanya sembuh,” ucap Kapolres Andrian Pramudianto menegaskan.

Sementara itu Ketua PHDI Kabupaten Buleleng Dr. I Gde Made Metera, menyebutkan bahwa dalam salah satu lontar / sastra dresta pada suasana dan kondisi masih adanya wabah, segala jenis upacara bisa ditiadakan.

“Sembari menunggu wabah itu sudah mereda, dan upacara bisa dilaksanakan, maka untuk sementara ini segala upacara pelaksanaannya ditunda sepanjang masih ada wabah penyakit virus covid-19,” ujarnya.

Diharapkan kepada Pinandita, Ida Bawati, Jro Gede dan Jro mangku yang biasa dimintai konsultasi oleh warga pada saat akan menyelenggarakan upacara Agama, agar menyarankan untuk menunda pelaksanaanya, kalaupun tidak bisa ditunda agar diselenggarakan dengan yang paling sederhana nistaning niste melibatkan beberapa orang.

“Sehari sebelum upacara para peserta melaksanakan antigen berbasis PCR “, tandas Gde Made Metera.

Sumber : Gus Sadarsana