Arist Merdeka Sirait (2)
Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait bersama Kapolres Jembrana AKBP Djoni Widodo saat wawancara dengan sejumlah media di Mapolres Jembrana, Jumat (16/10).

Jembrana (Metrobali.com)–

Kekerasan seksual dengan korban anak dibawah umur hampir terjadi setiap tahun di Kabupaten Jembrana. Malah di tahun 2015 ini kekerasan seksual mengalami peningkatan. Tidak berlebihan kalau  Kabupaten Jembrana masuk dalam kondisi darurat kekerasan seksual.

Hal tersebut disampaikan Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Arist Merdeka Sirait didampingi Kapolres Jembrana AKBP Djoni Widodo ditemui di Mapolres Jembrana, Jumat (16/0).

Pemkab Jembrana juga dinilai kurang tanggap dan kurang maksimal dalam melakukan pencegahan terhadap tindakan kekerasan khususnya pada anak-anak.

“Kekerasan disini, seksual dan AIDS/HIV yang dialami anak-anak. Tidak berlebihan kalau saya katakan lagi Jembrana darurat kekerasan terhadap anak-anak” tandas Merdeka Sirait.

Diakuinya, penanganan masalah kekerasan merupakan tanggungjawab semua elemen masyarakat, yang didalammnya juga termasuk keluarga. Namun pihaknya berharap pihak pemerindah daerah dapat lebih fokus dalam melakukan pencegahan. Seperti memaksimalkan koordinasi antar SKPD seperti Dinas Pendidikan yang bersentuhan langsung dengan anak-anak dan guru, Dinas Kesehatan terkait bahaya seks dini, HIV/AIDS, dan barang obat berbayaha lainnya dan kantor yang membidangi masalah perempuan dan anak.

Dan juga lebih menggiatkan lagi kegiatan kepemudaan dengan mengandeng organisasi kepemudaan yang ada di RT, RW, dusun dan karang taruna.

“Pertama saya kesini (Jembrana) sudah saya warning, sekarang terjadi lagi, malah kasusnya meningkat. Kemana pemerintah daerah” ujarnya.

Saat ditanya hukuman apa yang pantas diberikan terhadap pelaku kekerasan terhadap anak, Arist Merdeka Sirait mengatakan memaksimalkan hukuman yang dijatuhkan sesuai UU 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak, dan mrmecat kalau dilakukan oleh PNS.

“Hukumannya jangan setengah-setengah, ini masalah generasi penerus bangsa” ujar Merdeka Sirait.

Ditanya terkait kinerja polisi Polres Jembrana, dikatakannya sudah baik dan salut. Pasalnya polisi telah sigap dalam menindaklanjuti setiap laporan kasus, khususnya yang dialami anak-anak.

Pihaknya juga angkat topi, karena Polres Jembrana memiliki program polisi masuk sekolah sebagai upaya pembinaan dan sosialisasi dalam upaya pencegahan dini.

Di Mapolres Jembrana Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait juga berkesempatan bertemu dengan “L”, siswi SMP korban persetubuhan dengan gurunya sendiru, Made Joni Inwahyudi, yang berkasnya dalam waktu dekat akan diserahkan ke Kejaksaan Negeri Negara. MT-MB