Jpeg

Jembatan Kuning Ambruk, Dunia Seperti Kiamat

Klungkung ( Metrobali.com )-

Peristiwa Ambrolnya Jembatan Kuning di Nusa Ceningan, Minggu (16/10) malam dirasa seperti dunia kiamat. Begitu diketahui jembatan satu satunya penghubung antara Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan ambruk warga tumpah ruah datang kelokasi, isak tangis keluarga korban, dilokasi gelap gulita lantaran listrik padam suasanapun kian mencekam, korban yang meninggal segera dilarikan ke Puskesmas Jungut Batu begitu pula warga yang mengalami luka luka.

Hal itu disampaikan pegawai Tata Usaha Puskesmas Jungut Batu, Made Senuya ketika ditemui di ruang kerjanya, Senin (17/10) siang. ” betu betul saat kejadian seperti Kiamat,” ujarnya.

Dikatakan Senuya dirinya tidak beberapa lama melintas dijembatan tersebut, begitu sampai di rumah anaknya menelpon kalau jembatan kuning putus dan dirinya langsung menuju ke lokasi. ” Saya waktu ditelpon kepikir anak dan ibunya, lantaran saya mendahului pulang, begitu tiba dilokasi gelap karena listrik padam syukur anak dan lbunya selamat, saya lihat banyak warga membantu mencari korban yang kecebur ke laut, mendengar isak tangis keluarga korban, saat itu seperti dunia kiamat, ” ungkapnya.

Sementara itu korban yang meninggal maupun mengalami luka luka di Puskesmas II Jungut Batu diketahui seluruhnya ada 38 orang, tidak ada yang rawat inap begitu juga korban yang meninggal langsung dibawa kerumah duka.

“Suana di puskesmas suasana sama seperti di lokasi kejadian bahkan penuh sesak, hingga warga sampai masuk kedalam puskesmas begitu Bendesa Jungut Batu Ketut Gunaksa mohon warga yang lain tidak sampai masuk dan wargapun keluar. Atas inisiatip Bendesa pula korban yang meninggal segera di ambil pihak keluarga karena mobil untuk mengangkut telah disediakan plus diantar anggota pecalang,” ujarnya.

Korban yang meninggal total ada 8 orang diantaranya 4 warga jungut batu, 3 warga lembongan dan 1 warga nusa penida. Sementara korban yang mengalami luka luka berjumlah 30 orang, tidak ada yang rawat inap.

Nama korban yang meninggal ; I Wayan Sutamat (49), asal Jungut Batu, Putu Ardian,’ (45), asal Lembongan, Ni Wayan Merni (55) asal Jungut Batu, I Putu surya (3) asal Jungut Batu,  I Gede Senan (40) asal Desa Kutampi, Ni Wayan Sumarti (56) Banjar Klatak, Ni Putu Krisna Dewi (9) dan Ni Kadek Mustika (6) semua warga Nusa Penida. SUS-MB