Jakarta (Metrobali.com)-

Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Komaruddin Hidayat mengatakan Indonesia kini membutuhkan orang yang memiliki reputasi politisi-negarawan tampil sebagai bakal calon presiden.

“Kita butuhkan bakal capres yang tahu masalah utama bangsa ini dari Aceh sampai Papua. Dia mesti punya pengalaman dan reputasi sebagai politisi-negarawan,” kata Komaruddin Hidayat kepada Antara di Jakarta, Selasa (4/6).

Dia mengatakan penyandang reputasi tersebut juga harus memiliki kemampuan kepemimpinan dan teknokratik untuk memberdayakan masyarakat. Selain itu, menurut dia calon pemimpin Indonesia harus memiliki visi serta prioritas dalam menjalankan tugas kenegaraannya.

“Syarat lain harus punya komitmen dan keberanian merekrut para menterinya dari kalangan profesional dan punya integritas,” ujarnya.

Komaruddin mengatakan popularitas bakal capres untuk mendongkrak elektabilitasnya tidak bisa menjamin menjadi presiden yang bagus dan dibutuhkan bangsa untuk menyelesaikan permasalahan.

Sebelumnya beberapa lembaga memaparkan hasil surveinya mengenai tingkat elektabilitas dan popularitas beberapa tokoh nasional di hadapan publik.

Survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menyebutkan tingkat elektabilitas Capres Joko Widodo adalah 28,6 persen.

Tokoh lain yang disebut, yakni Prabowo Subianto sebanyak 15,6 persen, Aburizal Bakrie 7 persen, Megawati Soekarnoputri 5,4 persen, Jusuf Kalla 3,7 persen, Mahfud MD 2,4 persen, Hatta Rajasa 2,2 persen, dan 28 persen responden belum memiliki pilihan.

Dari segi popularitas, Jokowi paling populer di antara pejabat publik atau pejabat negara lainnya. Popularitas politikus PDI Perjuangan itu sebesar 85,9 persen, mengalahkan Ibu Negara Ny Ani Yudhoyono di angka 78,5 persen.

Pejabat lainnya, yakni Sri Sultan Hamengku Buwono X 59,5 persen, Dahlan Iskan 42,6 persen, Mahfud MD 39,6 persen, Pramono Edhie Wibowo 20,2 persen, Djoko Suyanto 15,2 persen, dan Gita Wirjawan 8,4 persen.

Survei tersebut dilakukan secara tatap muka dengan jumlah responden 1.635 orang yang berada di 31 provinsi pada 9-16 April 2013. Di dalam survei tersebut tingkat kesalahan atau “margin of error” sebesar 2,42 persen.

Sementara itu berdasarkan survei yang dilakukan Lembaga Survei Nasional (LSN) menyebutkan ada tiga menteri yang dinilai publik berkinerja baik, yaitu Menteri BUMN Dahlan Iskan (20,4 persen), Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi (14,2 persen) dan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan (11,8 persen).

Kinerja Dahlan dinilai baik oleh publik karena kebijakannya untuk merevitalisasi aset BUMN sehingga mampu menyelamatkan APBN. Selain itu, menurut dia publik menilai Dahlan mampu berbaur dengan masyarakat dengan sering melakukan “blusukan”.

Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi dinilai publik dapat membuat kebijakan yang tepat sasaran yaitu memberikan kesehatan gratis sehingga diapresiasi masyarakat.

Untuk Menteri Perdagangan Gita Wirjawan publik menilai yang bersangkutan sering “blusukan” untuk mengontrol langsung harga di masyarakat. Karakter ini menurut dia yaitu tipe pemimpin yang tidak mau bergantung pada laporan bawahannya saja.

Survei LSN tersebut dilaksanakan dari tanggal 1-10 Mei 2013 di 33 provinsi di seluruh Indonesia. Jumlah sampel dalam survei sebanyak 1230 responden dengan teknik multistage random sampling.

Tingkat kesalahan atau “margin of error” dalam survei itu sebesar 2,8 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara tatap muka dengan responden berpedoman quesioner dan dilengkapi dengan analisis media.INT-MB