Gubernur Bali Kembali Ingatkan Media Penyiaran Jaga Idealisme
Denpasar (Metrobali.com)-
Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan media penyiaran di Pulau Dewata untuk senantiasa menjaga idealisme dan profesionalitas sehingga dapat turut membangun masyarakat menjadi lebih baik.
“Masyarakat bisa mendapat pelajaran berharga dari berita dan informasi yang disebarluaskan media penyiaran. Sebaliknya dengan pemberitaan yang tendensius masyarakat dapat terjebak pada opini yang tidak terarah,” katanya saat memberi sambutan pada acara anugerah KPI Award, di Denpasar, Jumat (30/8) malam.
Menurut dia, pemberitaan yang tendensius, tidak saja mengundang polemik, tetapi bahkan bisa mengundang pertentangan yang bisa berdampak negatif bagi pemerintah dan masyarakat.
“Kehadiran media yang cukup banyak bisa menimbulkan persaingan dalam merebut hati masyarakat. Persaingan bisa saja mengakibatkan pengelola melupakan kaidah-kaidah demi mengutamakan “rating” atau kepentingan terselubung,” ucapnya.
Mantan Kapolda Bali ini menyadari betul bahwa lembaga penyiaran sangat menentukan karakter masyarakat dan Bali mau dibawa kemana. Oleh karena itu, wajib membangun lembaga penyiaran yang sehat.
“Kami harap media penyiaran dapat menyampaikan informasi yang berimbang dengan landasan komitmen untuk membangun masyarakat dan Bali,” katanya.
Hanya saja, ujar dia, sejauh ini masih ada lembaga penyiaran yang tidak mengindahkan kaidah dengan menyampaikan pemberitaan yang tidak proporsional, tidak objektif, memutarbalikkan fakta, tendensius dan bahkan menghasut.
“Hal ini justru tidak mendidik dan bisa menjerumuskan kita semua. Ada media di Bali yang terus menyiarkan kejelekan pemerintah, yang tidak benar tetapi dibuat seolah-olah benar adanya,” ucapnya.
Pemberitaannya, tambah dia, hanya tentang kekurangan program pemerintah tanpa pernah menyiarkan kelebihan program bagi masyarakat Bali. “Apakah masuk akal dikatakan pemerintah membodohi rakyatnya,” tanyanya.
Padahal dalam peraturan perundang-undangan ditegaskan bahwa media harus kritis, independen, objektif dan berimbang.
“Jangan mendidik masyarakat untuk membenci pemerintah dan membenci satu sama lain. Dimana letak nasionalisme dan cinta Bali jika seperti itu. Hal ini jangan dibiarkan berlanjut dan tanpa kontrol,” ujarnya.
Ia berpendapat, kebebasan pers jangan diterjemahkan pers sebebas-bebasnya karena ada koridor yang harus ditaati.
“Penyelenggara penyiaran wajib bertanggung jawab menjaga nilai moral, tata susila, budaya, kepribadian dan kesatuan bangsa,” ujarnya.
Pastika juga mengajak masyarakat untuk turut mengawasi lembaga penyiaran.
Pada acara itu diserahkan penghargaan pada lembaga penyiaran di Bali dengan berbagai nominasi. AN-MB
12 Komentar
Betul…pak mangku…tiang sangat setuju pendapat bapak….sampunang care bali post jak bali tv….aji ngeritik duen tapi sing taen maang solusi…asange pemerintahan pak mangku pelih duen…..isin berita aji reklamasi…..
Yen sube keluar jalur jeg cabut gen ijin siarannya pak… kikikik
Berlindung dibalik slogan “Pengemban Pengamal Pancasila dan Ajeg Bal” terus menyebarkan provokasi kepada masyarakat bali supaya membenci pemerintah provinsi bali terutama pribadi Mangku Pastika. Masyarakat bali harus kuat iman jangan sampai terlalu mudah untuk diprovokasi oleh pemberitaan yang tendensius mengarah kebencian dan perpecahan. Masih banyak koran dan tv yang obyektif dan berimbang.
BTV bangkaan tv, BP bangken post,,,,satrie nrade dot dadi gubernur tp sg kesampaian mekejang usahane be bangkrut, koperasi, tukang cukur, dagang bakso, berkedok ajeg bali mesekee ajak cr, py ajak kumbakarne ade dot dadi gub , ade dot dadi wagub tp sg ade ngerunguang,,,jani cm ngaduang cicing borosan gendoruwo, BP BARISAN PECUNDANG POST,
Bila ada siaran TV yang kurang berkenan di hati, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Bali telah menunggu laporan keberatan Bapak/Ibu.
masyarakat sudah tau yang mana benar atw mana yang keliru tetapi pura pura benar….lihat saja semua ini akan bermuara kemana…..selamat menyaksikan dengan baik …
Tidak usah galau Pak mangku, karena semuanya mempunyai pembendar, masing masing, kalau merasa di rugikan, tempuh saja lewat jalur hukum, itu namanya rwa bhineda, Luh muani, hitam putih, sekarang semuanya pada introspeksi dirilah, karena masyarakat Bali semuanya sudah pada buka mata dan telinga, sudah bisa membedakan baik buruk, demikian juga media semuanya cari berita yang menarik supaya laku di pasaran, yang jelas kalau merasa di rugikan tuntut lewat jalur hukum, termasuk ke pokalan saya, silakan tutuntut lewat jalur hukum monggo
mantan redaksi balipost sdh keluar dan mrmbuat koran pos bali…..artinya balipost sdh tdk beres…..mudah2an bp segera masuk liang kubur
abenang subee
suka = to nak sing keluar tapi mepecat, nawang arti ne mepecat ? jani ngae pos bali keneh ne dong dot saingan hehehehe mimpi kali ye….
putry = usaha ane niken bangrut, sok tau ente
i mangku pastika nyeh ke jelekan e ngenah di publik hehehehe
suka = bukannya keluar tapi di pecat, tau artinya di pecat ? sekarang bikin pos bali nagih nyaingin mimpi kali ye, orang sombong dan angkuh layak di pecat
putry = bangkrut yang mana bangkrut ? coba kasi bukti ?
pelan pelan karma itu sudah mulai terlihat..
seakan akan sudah binggung bikin alasan yang tak masuk untuk sebuah ambisi……lets see…