Foto: DPD Partai Golkar Provinsi Bali memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum Brigjen TNI (Pur) Dewa Gede Oka, Ketua DPD Golkar Bali periode  1988-1993 melalui upacara khidmat penghormatan dan pelepasan jenazah almarhum pada Jumat  (1/12/2023), pukul 09.00 Wita di depan Jero Suci, Jalan Nusantara Nomor 12, Bangli.

Bangli (Metrobali.com)-

DPD Partai Golkar Provinsi Bali melanjutkan tradisi memberikan penghormatan terakhir dan pelepasan jenazah para tokoh dan senior Golkar Bali yang telah berpulang ke pangkuan Tuhan Yang Maha Esa. Kali ini DPD Partai Golkar Provinsi Bali memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum Brigjen TNI (Pur) Dewa Gede Oka, Ketua DPD Golkar Bali periode  1988-1993 melalui upacara khidmat penghormatan dan pelepasan jenazah almarhum pada Jumat  (1/12/2023), pukul 09.00 Wita di depan Jero Suci, Jalan Nusantara Nomor 12, Bangli.

Penghormatan dan pelepasan jenazah oleh jajaran Golkar dilaksanakan dengan inspektur upacara Wakil Ketua DPD Partai Golkar Bali Drs. Dewa Made Suamba Negara, M.Si., dan Komandan Upacara Muamar Kadaffi, SH.,MH yang diikuti peleton Satgas Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), serta dihadiri para kader Golkar se-Bali. Dari pengurus DPD Partai Golkar Bali juga tampak hadir Dr. Drh. Komang Suarsana,M.MA., serta sejumlah pengurus lainnya.

Keluarga almarhum dan masyarakat Kabupaten Bangli juga turut hadir memberikan doa terbaik dalam upacara penghormatan dan pelepasan jenazah  almarhum Brigjen (Pur) I Dewa Gede Oka, Wakil Gubernur Bali 1985-1989.

Dewa Suamba Negara menjelaskan, upacara dan pelepasan mantan pucuk pimpinan Golkar Bali ini dilaksanakan dengan khidmat sebagai bentuk penghormatan Partai Golkar atas jasa-jasa beliau ikut membangun dan membela Partai Golkar baik dalam masa-masa suka maupun duka.

“Diharapkan di masa yang akan datang, bisa menjadi motivasi bagi kader-kader yang akan melanjutkan perjuangan Partai Golkar di tengah-tengah masyarakat,” kata Suamba Negara.

“Atas nama jajaran Partai Golkar di seluruh Bali, kami mengucapkan terima kasih atas pengabdian beliau dan dukungan keluarga serta masyarakat Bali kepada Partai Golkar,” pungkas Suamba Negara.  Upacara Makingsan di Geni (perabuan/pembakaran jenazah) almarhum I Dewa Gede Oka dilaksanakan di  Setra Dalem Selaungan, Br. Adat Pande, Desa Adat Cempaga, Bangli. Upacara diawali penghormatan secara militer dipimpin inspektur upacara, Dandim 1626/Bangli, Letkol Kav I Ketut Artha Negara.

Lahir di Bangli, tanggal 20 Nopember 1936, I Dewa Gede Oka  berpulang dunia tepat pada bulan Purnama, Senin (27/11/2023, pukul 18.12 Wita, di RS. Wangaya, Denpasar, di usia 87 tahun. Terlahir dari pasangan I Dewa Anom Undisan dan I Dewa Ayu Raka, I Dewa Gede Oka memiliki 5 saudara kandung yakni I Dewa Ayu Rai, I Dewa Ayu Anom, I Dewa Ayu Alit, I Dewa Gde Ngurah Darendra, I Dewa Gede Raka. Almarhum meninggalkan seorang anak, I Dewa Anom Wiratama berserta cucu 4 orang.

Karier I Dewa Gede Oka dimulai dari militer, ditugaskan di berbagai kesatuan di berbagai daerah di Indonesia dengan berbagai operasi militer. Pernah menjabat Dandim 1611/Badung tahun 1972-1974 dan Kasrem 163/Wira Satya tahun 1974-1975. Pernah menjabat sebagai Bupati Badung selama dua periode, ketika Badung dan Denpasar masih menjadi satu pemerintahan, tahun 1975-1980, 1980-1985.

Sosok yang sangat dekat dengan rakyat, telah menorehkan berbagai kebijakan yang monumental, salah satunya adalah penataan dan pengembangan kota dan pembuatan lapangan olah raga umum di semua arah “Nyatur Desa”.

Kemudian pengabdiannya berlanjut sebagai Wakil Gubernur Bali tahun 1985-1989. Selama tugasnya almarhjm banyak memperoleh berbagai tanda jasa dan penghargaan, baik di militer maupun dari Pemerintah Pusat. Salah satunya adalah Parasamya Purnakarya Nugraha dari Presiden Soeharto, sebuah penghargaan yang prestisius ketika itu dalam keberhasilannya membangun daerah.

Organisasi Politik yang pernah dinahkodai pada zamannya, sebagai Ketua DPD Golkar Bali tahun 1988-1993. Juga mengemban tugas di berbagai organisasi sosial, salah satunya sebagai Ketua PMI Bali sejak tahun 1987, selama tiga periode.

Di samping itu, di tengah-tengah kesibukannya yang luar biasa, almarhun juga aktif dalam organisasi sosial pasemetonan (kekeluargaan) dan spiritual. (wid)