Foto : General Manager (GM) Hotel Sovereign Kuta, I Made Ramia Adnyana S.E.,M.M., CHA., yang juga Wakil Ketua Umum IHGMA nyaleg ke DPRD Bali dapil Karangasem.

Kuta (Metrobali.com)-

Perhelatan Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 juga menjadi ajang bagi putra-putri terbaik di daerah untuk muncul dan tampil di panggung politik menjadi calon anggota legislatif (caleg). Ada semacam keyakinan bersama bahwa dunia politik harus lebih banyak diisi orang-orang baik dan kalangan muda yang punya pemikiran visioner dan idealisme membangun daerahnya, bukan semata untuk mencari jabatan atau kekuasaan.

Hal itu jugalah yang diyakini dan dipegang teguh praktisi pariwisata yang juga General Manager (GM) Hotel Sovereign Kuta, I Made Ramia Adnyana S.E.,M.M., CHA., dan yang juga kini menjabat Wakil Ketua Umum IHGMA (Indonesian Hotel General Manager Association).  Malang melintang puluhan tahun di industri pariwisata baik di dalam maupun luar negeri dan , putra daerah asal Banjar Tiyingtali Kelod, Desa Tiyingtali, Kecamatan Abang, Karangasem itu terpanggil untuk membangun tanah kelahirannya dan maju sebagai caleg DPRD Bali daerah pemilihan (dapil) Karangasem dari Partai PDI P nomor urut 3.

Tujuan dan motivasi utamanya nyaleg yakni ingin menghapus stigma Karangasem sebagai daerah miskin dan “Bumi Lahar” melalui penggalian potensi dan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan (sustainable tourism development). Sebab daerah yang kini punya tagline “Karangasem The Spirit of Bali” itu bagi Ramia Adnyana merupakan “The Jewel of The East” atau “Permata di Timur Bali” yang menyimpan berbagai potensi daya tarik pariwisata.

“Saya tidak ingin Karangasem  selalu disebut sebagai daerah lahar dan daerah miskin. Saya ingin mengangkat pariwisata Karangasem agar setara dengan daerah lain di Bali khususnya Denpasar, Badung dan Gianyar,” kata Ramia Adnyana saat ditemui di Hotel Sovereign Kuta, Sabtu (21/7/2018).

Karangasem sebagai hulunya bagi sudah sepantasnya dibangun setara dengan daerah lain di Bali. Apalagi potensi pariwisata yang dimiliki cukup besar namun belum digarap maksimal. Pemerintah daerah Karangasem juga dirasakan kurang greget membangun pariwisata.

“Pembangunan pariwisata di Karangasem stagnan. Tidak ada perubahan signifikan. Perlu dorongan besar dan adanya politisi  muda yang punya cara pandang luas, visioner, pemahaman dan pengalaman kuat di industri pariwisata, punya jaringan dan kekuatan lobi baik di daerah dan nasional,” ujar Ramia Adnyana yang juga pernah menjabat GM Furama Villas and Spa Ubud & FuramaXclusive Villas and Spa itu.

Dengan kondisi stagnannya pembangunan pariwisata di Karangasem, banyak kalangan praktisi dan pelaku industri pariwisata mendorong Ramia Adnyana untuk “turun gunung” membangun daerahnya dan berjuang di legislatif. Di sisi lain, dukungan keluarga dan tokoh masyarakat setempat juga sangat besar.

“Keluarga sangat mendoron ingin saya maju. Teman teman di industri pariwisata juga mendorong. Sebab belum banyak praktisi pariwisata terjun ke politik untuk membangun Karangasem. Selama ini anggota Dewan kebanyakan politisi dan tidak banyak bicara apalagi berjuang soal pariwisata,” kata pria yang kini juga aktif sebagai Wakil Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia) Badung itu.

Ia menilai stagnannya pembangunan pariwisata di Karangasem juga tidak terlepas dari belum adanya visi misi pembangunan pariwisata Karangasem yang jelas. Dari aspek pendanaan juga masih minim. Kondisi itu juga berimbas pada kurang gencarnya promosi pariwisata yang dilakukan Pemerintah Daerah.

“Edukasi masyarakat sadar wisata juga harus digenjot. Sebab mereka akan melihat pariwisata sebagai salah satu jalan ke arah sejahtera. Apalagi jika kita fokus pada pariwisata berkelanjutan. Peduli lingkungan, pemberdayaan masyarakat lokal dan peningkatan ekonomi,” ujar pria yang juga Ketua Bidang Pariwisata Paiketan Krama Bali itu.

Di sisi lain, untuk membangun pariwisata yang ada di Karangasem juga diperlukan kesiapan SDM yang profesional dan berdaya saing. Maka ia juga bertekad memperjuangkan peningkatan SDM pariwisata di Karangasem baik melalui jalur pendidikan formal seperti pendidikan vokasi maupun dalam bentuk pelatihan kerja dan kursus singkat serta on the job training di dunia industri pariwisata. Bagi Ramia Adnyana itu tentu tidak sulit sebab ia juga berpengalaman sebagai pendidik dan pencetak SDM pariwisata di kampus.

Ia selama ini memang menunjukkan kecintaan dan pengabdiannya pada dunia pendidikan vokasi pariwisata. Di sela-sela kesibukan sebagai GM dan juga terlibat aktif di berbagai organisasi kepariwisataan,  lulusan Magister Manajemen Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) itu menyempatkan diri mengajar di sejumlah perguruan tinggi vokasi pariwisata. Seperti STP (Sekolah Tinggi Pariwisata) Nusa Dua baik untuk program S-1 dan S-2, STPBI (Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Internasional) serta sekolah perhotelan diploma seperti Elizabeth dan Mediterranean Denpasar. Ia kini juga tengah merampungkan disertasi pada Program Studi Doktor (S-3) Kajian Pariwisata Universitas Udayana (Unud).

Selain pariwisata, pertanian Karangasem juga perlu mendapat perhatian lebih. Sebab selain sebagian masyarakat masih menggantungkan hidup di pertanian, sektor ini juga bisa disinergikan mendukung pariwisata.

“Perjuangan yang saya bawa untuk Karangasem tentu berakar pada ajaran Tri Sakti Bung Karno yakni berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam budaya. Ini harus kita bumikan di Karangasem untuk mencapai kesejahteraan,” tandas pria yang juga Ketua Dewan Pembina Jokowi Centre Provinsi Bali itu.

Pewarta : Widana Daud

Editor     : Whraspati Radha