Transaksi Tembus Rp 7,07 Miliar
Poto bersama pemuda Plaga
 

Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan (Distanhutbun) Badung I Gusti Agung Ketut Sudaratmaja berpoto bersama dengan para generasi muda Pelaga.

 
Mangupura (Metrobali.com)-
Desa Pelaga akan menjadi pusat perhatian bagi masyarakat Badung utamanya dalam kaitan dengan sektor pertanian dan budaya. Festival Budaya Pertanian (FBP) Badung 2016 akan kembali digelar. Festival yang telah memasuki tahun kelima ini akan digelar mulai 29 Juli hingga 1 Agustus 2016 mendatang.
Hal ini dikemukakan Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan (Distanhutbun) Badung I Gusti Agung Ketut Sudaratmaja, saat memberikan keterangan pers kepada sejumlah media di Bagus Agro Pelaga, Petang, Selasa (26/7). “FBP Badung V 2016 kembali dihelat dengan sejumlah inovasi,” tegas Sudaratmaja didampingi oleh sejumlah kabid dan stafnya.
Dia pun menjelaskan, animo petani dan pengusaha sangat antusias menyambut agenda tahunan ini. Terbukti transaksi yang terjadi telah mencapai Rp 4,07 miliar. Ini belum termasuk transaksi kopi yang akan diekspor ke Dubai senilai Rp 3 miliar. Dengan begitu, total transaksi sebelum FBP berlangsung sudah mencapai Rp 7,07 miliar.
Transaksi ini menyangkut sejumlah komoditi pertanian seperti kopi, jeruk siam, aneka sayuran, kedelai edamame, beras sehat, serta kakao. Transaksi aneka komoditi pertanian ini melibatkan kelompok tani serta sejumlah pengusaha.
Selain transaksi, animo masyarakat juga terlihat sangat antusias. Jika dulu pihak panitia yang menawarkan stan gratis kepada masyarakat, kini justru masyarakat mendaftar dan antre untuk memperoleh tempat di ajang festival.
Sudaratmaja mengingatkan, tujuan dari festival ini untuk membangun citra Badung Utara, menggali spirit budaya pertanian (rohnya pariwisata), serta menciptakan market untuk terjadinya transaksi. Tujuan lainnya berupa menyiapkan media dialog publik, pendidikan dan hiburan, menginisiasi tumbuhnya sinergi pertanian-pariwisata, serta merintis tumbuhnya ekonomi kreatif dan daya saing.
Ditanya mengenai inovasi yang ditampilkan, Sudaratmaja menyatakan dari sisi produk, pada tahap awal FBP hanya memperkenalkan kopi, asparagus dan jeruk. “Saat ini, FBP mulai menampilkan jambu merah dan jambu kristal, sayuran hidroponik, kopi sebagai produk entertain dan beragam kuliner khas Badung Utara,” katanya.
Selanjutnya, kata Sudaratmaja, penampilan beda adalah bagian terpenting yang senantiasa menjadi tuntutan masyarakat. Dalam FBP ke-5 ini, panitia telah merancang beberapa pembaruan sehingga berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Beberapa pembaruan tersebut berupa pojok selfie, pengenalan objek pertanian di sekitar FBP, nuansa pameran bercirikan hidroponik (pertanian hemat lahan), MoU Bupati Badung dengan Bupati Tabanan, Buleleng dan Bangli, penampilan gong PKK, Tari Sekar Jepun kolosal, fragmentari dengan satu cerita utuh untuk 6 kecamatan, penonjolan kuliner khas (aneka asparagus, mujair nyatnyat, sate babi, babi genyol, dan sebagainya), serta pengenalan enterpreneur muda asal Badung Utara.
Pada kesempatan itu Sudaratmaja juga memperkenalkan 4 orang entrepreneur muda yang berkiprah di pemasaran kopi. Selain di wilayah Bali, pemasaran juga menembus pasar ekspor seperti di Dubai. “Rintisan awal tahun ini, ekspor ke Dubai mencapai 2 ton,” katanya.
Satu lagi kiprah anak muda Desa Pelaga adalah di bidang budi daya sayuran hidroponik. Kumpulan anak muda yang tergabung dalam Yowana Farm telah berhasil mengembangkan dan merakit instalasi hidroponik yang terjual di berbagai tempat.
Dalam empat hari, FBP diisi dengan pawai, pameran aneka produk pertanian termasuk transaksi di dalamnya, pementasan dan berbagai atraksi yang terkait dengan pertanian. RED-MB