Foto : Direktur Utama BPR Kanti Made Arya Amitaba SE.MM., di sela-sela acara Family Gathering BPR Kanti di Keramas Park, Gianyar, Minggu (1/7/2018).

Gianyar (Metrobali.com)-

Saat ini dinamika pergerakan bisnis saat ini begitu cepat. Disrupsi terjadi di segala aspek lini bisnis, termasuk yang paling masif di ranah dunia jasa layanan keuangan dan perbankan dengan hadirnya pelaku usaha rintisan (startup) di bidang financial technology (fintech/fintek).

Banyak pelaku industri lembaga keuangan atau perbankan menganggap fintek sebagai “musuh bersama”. Tidak sedikit pula yang khawatir agresivitas fintek sebagai “anak kemarin sore” yang juga menyasar segmen pasar BPR akan menjadi “predator” yang bisa menumbangkan eksistensi lembaga yang sudah mapan puluhan tahun itu.

Namun kata Direktur Utama BPR Kanti Made Arya Amitaba SE.MM., kekhawatiran itu tentu bisa disikapi dengan adanya perubahan mindset dalam menyikapi dinamika bisnis. Pola bisnis konvensional dan cara-cara lama sudah tidak relevan di era disruption dan revolusi industri 4.0. Owning economy (ekonomi yang harus memiliki aset dan sumber-sumber) produksi sendiri) perlahan namun pasti mulai bergeser menuju sharing economy (ekonomi berbagai dan mengedepankan kolaborasi). 

“Sekarang ini eranya sharing economy. Maka kehadiran fintek jangan dianggap sebagai pesaing murni. Anggap mereka sebagai kawan bukan lawan sepenuhnya. Jadi BPR dan fintek bisa saling berkolaborasi bukan hanya berkompetisi,” kata Amitaba di sela-sela acara Family Gathering BPR Kanti di Keramas Park, Gianyar, Minggu (1/7/2018).

BPR Kanti pun sejak tahun lalu sudah menjajaki upaya kerjasama atau kolaborasi dengan perusahaan fintek besar di tanah air khususnya yang bergerak di bidang peer to peer lending (penyaluran dana dari pemberi pinjaman atau investor kepada peminjam melalui perantara perusahaan fintek). Dalam waktu dekat, BPR Kanti sudah akan siap menjalin kerjasama resmi.

“Dalam waktu dekat akan kami umumkan kerjasama dengan salah satu fintek peer to peer lending terbesar di Indonesia. Hal ini untuk penguataan bisnis dan berkolaborasi menggarap peluang yang ada. Apalagi positioning fintek semakin kuat di masyarakat,” kata Amitaba.

Dengan adanya kerjasama atau kolaborasi BPR dengan fintek, imbuh Amitaba, kedua belah pihak tentu akan sama-sama mendapatkan benefit bisnis. Pertama kelebihan dana yang ada di BPR bisa disalurkan ke fintek. Artinya, BPR bisa menjadi investor atau pemberi pinjaman kepada peminjam yang menggunakan layanan peer to peer lending fintek. 

Kedua, ada penguatan operasional bisnis dan jejaring. Ketiga, ada potensi pertukaran informasi dalam menggarap segmen nasabah. Keempat, ada transfer teknologi dari fintek kepada BPR. Sebaliknya BPR juga bisa mentransfer knowledge (ilmu pengetahuan) dan wawasan bisnis serta pengalaman di industri jasa keuangan atau perbankan. 

“Kita tidak bisa alergi dengan perkembangan teknologi. Maka kolaborasi dengan fintek sangat strategis untuk bisa transfer teknologi,” tegas Amitaba.

Pewarta : Widana Daud

Editor : Whraspati Radha