Mediasi dugaan limbah pabrik yang dikeluhkan warga

Mediasi dugaan limbah pabrik yang dikeluhkan warga

Jembrana (Metrobali.com)-

Camat Negara Komang Agus Adinata Senin (11/9) menggelar mediasi di Kantor Camat Negara.

Mediasi yang dihadiri Kasat Intel Polres Jembrana AKP Made Berata dan Kapolsek Negara AKP Herson Juanda guna menindaklanjuti keluhan sejumlah warga terkait dugaaan pencemaran limbah pabrik yang berdampak pada sejumlah sumur warga, hingga warga kesulitan untuk mendapatkan air bersih.

Mediasi yang juga dihadiri Kakan Kesbangpol, IGN Darma Putra dan Perbekel Banyubiru, Masturi ini menghasilkan beberapa kesepakatan yakni pihak pabrik akan memasang pipa untuk menyalurkan air ke rumah warga, bersilahturahmi dengan sejumlah warga khususnya warga penyanding dan menyerahkan masalah limbah kepada pihak terkait dalam hal ini pihak Lingkungan Hidup (LH) Jembrana, penataan pabrik agar tidak terlihat kumuh dan memasang papan nama pabrik.

“Kami akan memasang pipa, tapi beri kami waktu karena kendalan pemasangan pipa. Ada beberapa warga yang halamannya tidak ingin dilalui pipa. Ini kesulitan kita” ujar Kristian, penanggungjawab Pabrik PT Mahkota Mitra Jembrana.

Selain masalah air, dalam mediasi tersebut terkuak beberapa fakta yakni adanya pipa di kebun warga disebelah Selatan pabrik yang diduga sebagai saluran pembuangan limbah.

Fakta tersebut disampaikan Ahmad Holili yang dikhawatirkan limbah akan meluber saat musim penghujan. Suara bising pabrik juga disampaikan Holili karena mengganggu kenyamanan warga kendati hal tersebut kini jarang terjadi karena pabrik tidak beroprasi secara maksimal.

“Dulu kejadiannya seperti itu. Pipanya sekarang masih ada, silahkan bapak berjalan-jalan kearah Selatan. Maaf saja, saya menyampaikan ini supaya kejadian yang pernah terjadi  itu tidak terjadi lagi. Dulu sebelum ada pabrik kejadian seperti ini tidak pernah terjadi” ujar Holili.

Terkait hal tersebut, menurut Kristian membantahnya. Pasalnya pabrik yang dikelolanya sejak November 2016 lalu tidak pernah membuang limbah selain ditempat penampungan yang ada didalam areal pabrik.

Ia menjelaskan pabrik yang dikelolanya itu tidak menggunakan bahan kimia, namun menggunakan air bawah tanah. Menurutnya pihaknya sudah berupaya mengatasi dengan harapan tidak ada masalah atau keluhan dari pihak warga.

“Sesuai saran Pak Camat nanti kalau ada permintaan akan kami buatkan pernyataan supaya tidak ada masalah” imbuh Kristian.

“Dari 1 ton kertas membutuhkan sekitar 97 kubik air dimana 98 persennya menjadi uap. Sisanya sedikit, itu yang kami tampung dalam bak penampungan yang kami gunakan lagi untuk proses selanjutnya” jelasnya.

Disisi lain, Rifan Ariandra, staf pabrik membenarkan adanya pipa hingga ke kebun warga yang menurutnya saat kepemilikan yang lama dan atas permintaan warga. namun sejak kepemilikan berpindah tangan sudah ditutup.

Terkait air bersih Perbekel Desa Banyubiru, Masturi mengusulkan agar pihak pabrik dapat memfasilitasi pemasangan air PDAM yang rekeningnya dibayar warga. Karena dikhawatirkan jika pabrik tutup, warga kembali mengalami krisis air bersih.

Sementara Kasat Intel Polres Jembrana AKP Made Berata berharap agar setiap permasalahan yang muncul segera dicarikan solusi yang terbaik untuk kepentingan orang banyak. MT-MB