Ilustrasi kekeringan

Denpasar (Metrobali.com)-

Musim kemarau yang melanda sejumlah daerah di Indonesia, juga terjadi di Bali. Berdasarkan hasil analisis serta pertimbangan kondisi fisis dan dinamika atmosfer oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)Wilayah III Denpasar, Kabupaten Buleleng bagian barat dan Nusa Penida terancam mengalami kekeringan. Penyebabnya adalah musim penghujan di dua wilayah ini mundur dari rata-rata datangnya musim.

Kepala BMKG Wilayah III Denpasar, Wayan Suardana menjelaskan, kemunduran datangnya musim penghujan di dua wilayahnya ini terjdi antara satu sampai dua dasarian atau sepuluh hari.

“Mundurnya itu antara satu sampai dua dasarian atau sepuluh hari. Diperkirakan baru akan memasuki musim hujan pada Desember nanti. Ini yang perlu diantisipasi termasuk oleh para petani,” kata Saardana, Jumat 12 September 2014.

Ia meminta pemerintah bergerak cepat mengantisipasi hal tersebut agar kekeringan tak berdampak luas terhadap kehidupan masyarakat. Ia menuturkan antisipasi terpenting adalah pada penyediaan sarana air untuk warga.

Di Bali, Suardana melanjutkan, terdapat 15 zona musim. Zona musim ini lebih dikenal dengan istilah ZOM. Diperkirakan provinsi Bali akan diguyur hujan pada kisaran bulan Oktober dan November 2014. Sementara 5 ZOM yang terdiri dari Jembrana, Tabanan, Badung, Bangli bagian tengah, Buleleng bagian utara dan Karangasem bagian tengah awal musim hujan diprediksi di kisaran dasarian II Oktober 2014.

8 ZOM lain yang meliputi Jembrana bagian barat dan utara, Buleleng bagian timur, Bangli bagian barat laut dan utara, sebagian besar Karangasem, Gianyar bagian selatan, Klungkung bagian selatan, Tabanan bagian selatan, Badung bagian selatan, dan Kota Denpasar awal musim hujan diprediksi antara dasarian I–II November 2014.

“Sisanya yakni 2 ZOM memiliki awal musim hujan antara dasarian I–III Desember 2014 yang meliputi Buleleng bagian barat dan Nusa Penida,” papar Suardana. JAK-MB